INDONESIATREN.COM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, masih ada potensi longsor dan retakan tanah meluas di lokasi pergerakan tanah di Kampung Tegalkaso, RT 03 RW 05, Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Hal itu disampaikan saat pihak PVMBG meninjau langsung ke lokasi pada Selasa, 12 Desember 2023 kemarin.
Surveyor Pemetaan Tim Penyelidik Pergerakan Tanah di PVMBG, Sumaryono mengatakan, retakan tanah di daerah tersebut melengkung dengan panjang 150 meter.
"Kalau potensi berkembangnya masih ada artinya potensi longsoran susulan itu masih ada dan kalau melihat kayak saluran drainasenya atau irigasinya tadi masih ke arah arah situ ya potensinya masih besar untuk terjadi longsor ya ke depannya," ujarnya kepada awak media.
Baca juga: Selain Rasanya Manis, Ternyata Apel Memiliki Manfaat yang Baik bagi Kesehatan Tubuh, Apa Saja?
Dengan kondisi mulai memasuki musim hujan, dia pun mewanti-wanti retakan tanah bisa bertambah karena air dapat berpengaruh terhadap kondisi tanah yang labil.
"Biasanya kalau ada longsoran itu ada tarikan kalau ada tarikan pertama kali mungkin di dekat fondasi atau di dekat lantai itu perlu dicek lalu muncul retakan retakan apa enggak karena itu bagian titik yang mudah pecah duluan di situ," tuturnya.
Dia pun menyarankan beberapa solusi salah satunya mengubah pola pertanian di daerah tersebut terutama dalam sistem irigasinya serta drainasenya.
"Solusi jangka pendek diputus aliran drainase tadi. Kemudian yang bagian bawah gawir tadi kalau bisa dialihkan jangan ke arah lokasi longsor tadi kolam kolam juga dihentikan dan pola tanamnya juga diubah bukan pola tanam yang membutuhkan banyak air," katanya.
Baca juga: Gegara Motor Baru yang Dibeli Suami Tidak Sesuai, Istri Menangis di Pinggir Jalan, Ini Kata Warganet
"Solusi jangka panjang kan kita melihat perkembangan ini karena masukan air baru di awal musim hujan puncaknya masih ada Januari Februari cuman yang di dekat gawir harus waspada. Ya sebaiknya minggir dulu hati hati lah yang dekat gawir itu karena ketika longsor itu bagian atasnya ikut ketarik," tambahnya.
Terkait relokasi, menurutnya bisa dilakukan namun hanya untuk rumah yang terdampak dan terancam.
"Kemungkinan ada relokasi rumah yang sudah hancur dan dekat gawir itu cuma lahannya belum disiapkan juga," ucapnya.
Dalam peninjauan ini, PVMBG menggunakan alat disometer GPS serta drone untuk mengambil dan mengamati visual dari atas.
Baca juga: Geger, Warga Temukan Mayat Pria Gantung Diri di Pohon Ceri Daerah Jakut
"Pertama dari luasannya pakai disometer GPS, terus pengambilan sampel batuannya, untuk area dimensinya pakai fotogrametri foto udara pakai drone, GPS untuk melihat polanya sudah melengkung atau belum. Ada retakan yang tertutup segetasi kan ga terlihat dri foto udara," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Sambas mengatakan, pihaknya akan membuat jalur evakuasi yang menyesuaikan dengan rekomendasi dari PVMBG. Pembuatan jalur evakuasi akan dikoordinasikan dengan pemerintah kecamatan dan desa.
"Rambu-rambu memang harus dipasang nanti kita akan kerjasama karena yang namanya lokasi ini mana yang rawan ada nanti rambu-rambunya. Terus terang saja ini sangat dibutuhkan untuk kehati-hatian masyarakat. 2024 akan mengusulkan rambu-rambu rawan bencana dan jalur evakuasi di sini mana saja yang harus dikerjasamakan dengan desa dan kecamatan karena yang tahu lokasi adalah tingkat kecamatan dan desa. Apakah titik kumpulnya di mana yang kita kira aman dan rawannya di mana saja," ujarnya.(*)