INDONESIATREN.COM - Massa buruh dari wilayah Bekasi memblokade ruas jalan Tol Purbaleunyi pada Kamis, 14 Desember 2023. Akibatnya, terjadi kemacetan parah di kilometer 116+600 arah Bandung hingga kilometer 98.
Ketua DPD Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jabar, Roy Jinto Ferianto mengaku pada aksi demontrasi di Gedung Sate dan Kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jawa Barat (Disnakertrans Jabar), tidak ada agenda atau orasi di jalan tol oleh buruh.
"Jadi kemarin itu titiknya di Gedung Sate dan di Disnakertrans," kata Roy saat dikonfirmasi, Jumat, 15 Desember 2023.
Baca juga: Macet Parah Hingga 10 Kilometer di Tol Cipularang Gegara Demo Buruh, Netizen: Polisi Kemana?
Dia menyebut aksi blokade dan orasi di tol itu merupakan aksi spontanitas dari rekan-rekan buruh dari luar wilayah Bandung Raya yang tidak puas dengan hasil demonstrasi kemarin.
Mengingat, aksi demonstrasi kemarin hanya menghasilkan surat rekomendasi dari Disnakertrans untuk Penjabat (Pj) Gubernur, Bey Triadi Machmudin agar menerbitkan SK tentang pengupahan di atas upah minimum bagi buruh yang sudah bekerja lebih dari satu tahun.
"Mereka secara spontanistas turun di tol melakukan orasi. Mereka inginnya demo hari itu, hari itu (juga) ada hasil, sedangkan kemarin ada proses lagi," kata dia.
"Jam 5 kami bubarin menghargai proses hukum nah ketidakpuasan teman-teman itu kemudian mereka lampiaskan pada saat pulang," sambungnya.
Baca juga: Tol Cipularang Macet Parah Hingga 10 Km Lebih, Gegara Unjuk Rasa Buruh di Jalan Bebas Hambatan
Roy menambahkan, sebelum melakukan aksi demonstrasi, pihaknya selalu mengingatkan kepada rekan-rekan buruh agar menjaga ketertiban hingga keamanan. Kemudian, dia meminta rekan-rekan buruh tidak melakukan tindakan anarkis dan menghindari provokasi.
"Pasti sebelum aksi itu selalu memang kami sampaikan seperti itu dalam surat resmi," kata dia.
Oleh karena itu, Roy berharap pemerintah bisa merespons cepat aspirasi dari rekan-rekan buruh dan jangan membiarkan masalah ini berlarut-larut.
"Ada kepastian yang sesuai harapan buruh. Kalau begini terus yang pemerintah memang membiarkan masalah ini terus-terusan seperti ini sehingga, mengakibatkan emosional teman-teman buruh menjadi tidak terkontrol," ujarnya.