INDONESIATREN.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, menghimpun data kejadian bencana alam selama kurun waktu 1 Januari hingga Oktober 2023.
Secara agregat, jumlah peristiwa yang terjadi di tujuh kecamatan mencapai 149 kasus. Kemudian nilai kerugian secara total ditaksir mencapai Rp 5.717.475.000, dengan luas area 14.2102 hektare, dan 105 keluarga terdampak, atau 120 orang jiwa.
Baca juga: Tanggul Jebol, Pesantren Assirojul Munir Sukabumi Langganan Kena Banjir
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik mengatakan, dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi, pada awal Triwulan IV mulai 01 Januari sampai dengan 31 Oktober 2023.
Secara agregat tercatat sebanyak 149 kali kejadian, yang tersebar di tujuh kecamatan. Dari data yang sama, bencana hanya mengakibatkan 1 orang mengalami luka berat, 8 orang luka ringan, 149 unit bangunan rusak, 14 unit rusak berat, 36 unit rusak sedang dan 110 unit rusak ringan.
“September merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat yakni sebanyak 37 kasus disusul bulan Maret dan Oktober 25 kasus, dan bulan Februari 16 kasus. Menyusul kemudian bulan Mei 11 kasus, bulan Juni 10 kasus, Juli 8 kasus, Agustus 6 kasus dan terendah bulan Januari 1 kasus,” kata Novian.
Lebih lanjut Novian menjelaskan, dampak bencana akibat cuaca ekstrem paling mendominasi 38 kali, disusul kebakaran permukiman dan kebakaran lahan masing-masing sebanyak 33 kali, tanah longsor 30 kali, kemudian disusul banjir 9 kali dan terendah angin topan atau puting beliung 6 kali.
Pada bagian lain dia menguraikan, agregat nilai kerugian terbesar berasal dari bencana Kebakaran Permukiman Rp2.371.100.000 prakiraan luas area terdampak 0,2024 hektare, disusul dengan tanah longsor Rp1.907.850.000 prakiraan luas area terdampak 0,2529 hektare. Kemudian cuaca ekstrem Rp755.650.000 prakiraan luas area terdampak 0,3064 hektare.
“Taksiran kerugian banjir Rp608.375.000 prakiraan luas terdampak 1,6524 hektare, angin topan/puting peliung Rp38.400.000 prakiraan luas area 0,99 hektare dan yang terendah berasal dari kebakaran lahan Rp36.100.000 prakiraan luas terdampak 11,7862 hektare,” imbuhnya.
Lanjut Novian, jika dilokalisir, wilayah tertinggi kejadian bencana ada di Kecamatan Cikole sebanyak 29 kali, yang berasal dari Kelurahan Cisarua 15 kasus, Kecamatan Lembursitu 26 kasus, Kelurahan Cikundul 7 kali. Kecamatan Warudoyong 25 kasus, Kelurahan Benteng 8 kali. Lalu Kecamatan Gunung Puyuh 22 kasus yang berasal dari Kelurahan Karangtengah 9 kali.
“Disusul kemudian, Kecamatan Citamiang 21 kali yang berasal dari Kelurahan Gedong Panjang dan Citamiang 6 kasus. Kecamatan Baros 19 kasus berasal dari Kelurahan Jayamekar dan Sudajaya Hilir 6 kali. Terendah di Kecamatan Cibeureum 7 kasus berasal dari Kelurahan Babakan 3 kali."
"Sementara, khusus bulan Oktober, tercatat 25 kasus kejadian. Cuaca Ekstrem menjadi bencana yang mendominasi 11 kali, disusul kejadian kebakaran lahan 7 kali dan kebakaran permukiman 6 kali kejadian,” tukasnya.