INDONESIATREN.COM - Polda Jawa Barat (Jabar) akan memberikan perhatian khusus kepada kendaraan umum, terutama bus yang melintasi jalan arteri, tol, dan hingga kawasan wisata.
Dirlantas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Wibowo mengatakan, perhatian khusus merupakan bagian pengamanan di momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, terutama kendaraan umum maupun bus yang hendak menuju kawasan wisata pegunungan di Jabar.
"Khusus di jalur wisata, Jabar ini kan wisata gunung ya. Kami sudah menugaskan personel untuk memantau khusus kendaraan yang memang tidak layak jalan," kata Wibowo pada Kamis, 21 Desember 2023.
Dia menjelaskan, kendaraan umum yang tidak laik beroperasi berciri-ciri mengeluarkan asap hitam dari knalpot.
Wibowo memastikan kendaraan tersebut akan diberhentikan oleh personel lalu dilakukan pengecekan KIR atau uji kendaraan bermotor.
"Terlihat dari sistem mekanik yang ada, begitu naik kadang gas ini seperti ngempos kan terdengar di telinga, lalu ditandai dengan asap hitam. Kendaraan seperti ini biasanya sudah otomatis kami setop," kata dia menjelaskan.
Wibowo juga mengimbau kendaraan yang beroperasi selalu dilengkapi safety belt atau sabuk pengaman. Sebab, sabuk pengaman ini berguna untuk mencegah kejadian di Tol Cipali terulang kembali.
"Kejadian yang di Cipali itu terlempar semua kan karena tidak memakai safety belt. Akan menjadi lebih minim apabila dilengkapi dengan safety belt," ujarnya.
Baca juga: Ini Rekomendasi Minuman yang Bisa Menurunkan Berat Badan Sesuai Anjuran dr Saddam Ismail, Apa Saja?
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, terdapat 25.973 personel gabungan disiapkan untuk mengamankan Natal dan tahun baru di Jabar. Para personel gabungan ini ada ditugaskan di 216 pos pengamanan, 83 pos terpadu, dan 87 pos pelayanan.
Selain itu, beberapa kawasan wisata seperti Puncak di Bogor, Ciwidey di Kabupaten Bandung, Lembang di Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Bandung mendapatkan atensi khusus pengamanan.
Dia mengklaim polisi sudah menyiapkan pengaturan arus lalu lintas kawasan wisata ini. Skema pengaturan lalu lintas nantinya akan disesuaikan dengan situasi di lapangan.
"Kalau terjadi kepadatan, dilakukan pengalihan arus pada wisata yang demikian padat. Tapi melihat situasi perkembangan dinamikanya, apakah itu menjadi padat atau tidak, pada saat itulah akan dilakukan pengalihan arus," kata Ibrahim.(*)