INDONESIATREN.COM - Selama beberapa waktu terakhir, harga jual beras menjadi mahal. Kondisi itu membuat pemerintah, melalui Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog), melakukan berbagai upaya. Di antaranya, program Bantuan Pangan.
Ternyata, mahalnya harga jual beras tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara.
Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Perum Bulog, menyampaikan, mahalnya harga beras sebagai efek fenomena El Nino. Jadi, kata Bayu Krisnamurthi, seperti di Indonesia, di negara-negara lain pun, harga jual beras mahal.
Dia mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), efek El Nino berdampak pada produktivitas beras nasional, yakni defisit.
Baca juga: Sempat Bergerak Positif, Petang Ini Rupiah Terkontraksi
"Kondisi itu menyebabkan harga beras mahal," ucapnya, Jumat 8 Desember 2023.
Bicara soal stabilitas harga, Bayu Krisnamurthi menuturkan, pihaknya siap menyalurkan komoditas itu kepada 21 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Upaya lainnya, kata dia, pihaknya pun mendistribusikan 1 juta ton beras program Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP), yang harga jualnya lebih murah Rp1.000-Rp1.500 per kilogram daripada harga pasar.
Tidak itu saja, pihaknya pun memiliki izin untuk importasi beras sebanyak 2 juta ton. Agenda importasi beras, lanjutnya, pihaknya gulirkan pada 2024.
Baca juga: Nataru 2023-2024: Jasa Marga Punya Jurus Penangkal Kemacetan
Tujuannya, terang dia, agar stabiltas harga jual dan pasokan beras tetap terjaga. (*)