INDONESIATREN.COM - TikTok shop atau fitur belanja dalam aplikasi video pendek, bisa masyarakat akses kembali pada 12 Desember 2023 yang bertepatan pada momen Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
Kembalinya fitur belanja ini ditandai dengan kerja sama antara TikTok dan PT GoTo Gojek Tokopedia. Dalam kerja sama ini, TikTok menggelontorkan uang sekitar Rp23,4 triliun sebagai komitmen jangka panjang untuk berinvestasi mendukung operasional.
Sebelumnya, TikTok Shop sempat berhenti beroperasi pada 4 Oktober 2023, karena pemerintah telah memisahkan antara e-commerce dan social commerce. TikTok shop dinilai pemerintah tidak mengikuti aturan itu sehingga harus ditutup.
Merespons kembali fitur belanja pada TikTok, Pengamat Ekonomi UIN, Setia Mulyawan mengaku sejak awal dirinya sudah memprediksi bahwa kebijakan penutupan fitur belanja dalam aplikasi itu tidak akan berlangsung lama.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Ini 5 Jenis Tes Pengecekan Virus Corona, Bukan Cuma Swab!
Sebab, kemajuan teknologi ini tidak bisa dilawan atau dihindari. Mengingat, kemajuan teknologi ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan termasuk bisnis.
"Jadi kehadiran teknologi itu sesuatu yang sudah tidak bisa kita hindari. Persoalannya sekarang bagaimana kita memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan yang menguntungkan khusus 'para pelaku UMKM'," kata Mulyawan saat dikonfirmasi pada Senin, 11 Desember 2023.
Saat disinggung mengenai ketimpangan harga pada toko luring dan daring, Mulyawan menilai hal itu menjadi ciri bahwa produk lokal kalah saing. Oleh karena itu, yang menjadi persoalan saat ini yakni UMKM memiliki daya saing, bukan pada pemanfaatan teknologinya.
"Pengukur daya saing salah satunya itu dilihat dari harga. Ketika harga semakin rendah maka akan semakin kompetitif," ujarnya.
Baca juga: Ini Obat Herbal Manjur untuk Menyembuhkan Batuk Pilek, Cuma Pakai Bumbu Dapur, Murah Banget!
Menurutnya, pelaku UMKM saat ini harus meningkatkan kualitas produknya dan memaksimalkan kemajuan teknologi agar semakin berdaya saing. Sehingga, ketika menghadapi pasar, produk UMKM tidak kalah berkompetisi karena perbedaan harga.
"Sekarang bagaimana caranya UMKM bisa berkerja lebih efisien, sistem ekonomi jangan bekerja pada sistem yang high cost economy sehingga harga tidak kompetitif. Itu harus dilakukan supaya UMKM ini tetap bisa hidup mengahadapi serbuan pasar dari sisi mana pun," tuturnya.
Selain itu, kata Mulyawan, para UMKM harus digiring untuk memanfaatkan teknologi karena kemajuan ini harus dijadikan sebagai mitra bisnis.
Kemudian, mereka harus dibina untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas tetapi minim modal yang dikeluarkan.
Baca juga: Surprise Penuh Haru! Abidzar Nyanyikan Lagu Milik Almarhum Uje di Pernikahan Adiba Khanza
"Jadi kalau ada produk kualitas yang sama, harga di pasar luring lebih mahal dari pada pasar daring, ya otomatis mereka akan membeli di pasar daring," ucapnya.
"Lalu UMKM digiring agar literasinya meningkat, kemampuan untuk memanfaatkan teknologi meningkat sehingga 'tidak takut' menghadapi serbuan produk yang dipasarkan di daring," kata dia menambahkan.(*)