INDONESIATREN.COM - PT Migas Utama Jabar (MUJ) bersama anak Perusahaan PT MUJ Offshore North West Java (ONWJ) berkomitmen mengurangi emisi karbon dan abrasi di garis pantai di wilayah utara Jawa Barat (Jabar) dari abrasi.
Langkah ini dilakukan untuk membangun keseimbangan ekosistem karena adanya kegiatan hulu migas yang ada di wilayah utara Jabar.
Upaya ini diwujudkan melalui pendirian rumah edukasi bersama Yayasan Wanadri dan melakukan reforestasi 7.000 pohon mangrove.
Baca juga: Kenali 4 Manfaat dan Kandungan Nutrisi di Dalam Tanaman Eceng Gondok
Ribuan pohon mangrove itu ditanam di sekitar Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang telah dimulai sejak dua tahun silam.
Direktur Utama PT MUJ, Punjul Prabowo mengatakan, kelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat pesisir utara Jabar menjadi satu keutuhan pengembangan kawasan restorasi hutan dan area sekitar penyangganya.
"Penanaman bibit mangrove ini implementasi nyata korporasi agar kondisi alam kembali utuh dan warisan generasi masa depan, ini juga menjadi langkah MUJ menekan emisi karbon," kata Punjul dalam keterangan resmi, Kamis 14 Desember 2023.
Panjul menambahkan, rumah edukasi mangrove merupakan upaya pengelolaan pesisir berkelanjutan yang sangat terbuka bagi lapisan masyarakat sekitar.
Baca juga: Sering Diabaikan, Tanaman Kumis Kucing Ternyata Baik untuk Tubuh, Ini Dia 8 Manfaat dari Orthosiphon
Pembangunan ruang edukasi ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap aktivitas di ruang pesisir sehingga meminimalisasi dampak emisi karbon dan banjir rob.
"Masyarakat juga bisa adaptif terhadap perubahan iklim yang terjadi saat ini. Untuk reforestasi mangrove dan model pemberdayaan ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan aktivitas di pesisir Pantai tersebut," kata dia menambahkan.
Baca juga: Sering Dianggap Tanaman Liar, Berikut 10 Manfaat Tanaman Binahong
Untuk diketahui, di Desa Mayangan, Kabupaten Subang terjadi pengurangan luasan mangrove yang cukup signifikan dari tahun ke tahunnya sejak tahun 1999.
Akibat pengurangan itu, meningkat risiko bencana pesisir berupa banjir rob, abrasi, dan penurunan kualitas air laut. Oleh karena itu, implementasi kawasan lindung hutan mangrove dan terumbu karang merupakan hal krusial.
Sejak dua tahun total sudah 3.096 meter persegi yang sudah dilakukan penanaman kembali dengan bibit mangrove melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
"1.000 bibit mangrove MUJ sudah tanam, sedangkan anak perusahaan kami MUJ ONWJ yang strategis mengelola PI (Participating Interest) di wilayah kerjanya sudah melakukan penanaman sebanyak 6.000 bibit mangrove," ujarnya.