INDONESIATREN.COM - Beberapa waktu silam, sebuah tragedi terjadi dalam dunia perkeretaan nasional. Dua kereta, Turangga (Bandung-Surabaya Gubeng) dan Commuter Line Bandung Raya beradu banteng di Kilo Meter (KM) 181+700, tepatnya, petak Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka.
Akibat teknisnya, jalur tidak bisa dilintasi kereta. Beberapa perjalanan mengalami pengalihan rute. Namun, berkat kerja keras dan upaya normalisasi para petugas, akhirnya, ruas KM 181+700 Stasiun Haurpuguh-Stasiun Cicalengka kembali dilintasi.
Ayep Hanapi, Manager Hubungan Masyarakat (Humas) PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, mengemukakan, pada 9 Januari 2024, sekitar pkul 15.10 WIB, jalur Cicalengka normal 100 persen.
"Kereta bisa melintasi jalur Cicalengka secara normal. Bahkan, laju kecepatan bisa mencapai 90 kilometer per jam," ujar Ayep Hanapi, Rabu 10 Januari 2024.
Baca juga: DAOP 2 Bandung Pastikan Jalur Kereta Api di Cicalengka Sudah Normal, Kecepatan Capai 90 Km Per Jam
Perbaikan dan normalisasi jalur tersebut, jelasnya, mencakup beberapa hal. Yakni, sebut dia, perbaikan geometri, angkat lestreng, dan penambat rel. Termasuk tuturnya, pekerjaan yang mengandalkan Multi Tie Tamper (MTT).
Sebenarnya, kata dia, pada 6 Januari 2024 pukul 07.28 WIB, kereta bisa melintasi jalur KM 181+700 petak jalan Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka setelah normalisasi petugas.
Namun, kata dia, kala itu, masih bersifat uji coba menggunakan dua lokomotif. Laju kecepatannya pun sangat terbatas, yaitu 5 kilometer per jam.
Uji coba pada 6 Juli 2024 itu, ungkapnya, Tim Jalan dan Jembatan PT KAI (Persero) Daop 2 Bandung menyatakan, jalur tersebut dalam kondisi aman.
Baca juga: Kemenhub Pastikan Pembangunan Double Track Kereta Api Rampung Pertengahan 2024
Berdasarkan hal itu, Cikuray menjadi kereta pertama yang melintasi jalur itu. "Saat itu, masih ada pembatasan kecepatan, yaitu 20 kilometer per jam dan berlaku pada seluruh kereta," paparnya.
Lalu, pada 8 Januari 2024, tambah Ayep Hanapi, kondisi jalur semakin aman. Hal itu, imbuhnya, membuat laju kereta bisa lebih cepat, yakni 60 kilometer per jam. (*)