INDONESIATREN.COM - Dua rumah sakit di Gaza, Palestina terpaksa berhenti beroperasi pada Minggu, 12 November 2023 karena mengalami krisis obat-obatan. Dua sumah sakit itu adalah, Al-Shifa dan Al-Quds yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza
Sementara pasien terus berdatangan akibat pengeboman yang dilakukan Israel. Akibatnya angka kematian terus meningkat.
Seorang ahli bedah saraf di Rumah Sakit Al-Shifa, Abu Salmiya menyatakan bahwa pasien dan karyawan berada dalam kondisi tidak ada listrik, air dan tidak ada jalan untuk keluar.
"Hal ini tidak boleh berlangsung lama. Intervensi mendesak untuk menyelamatkan staf dan pasien diperlukan," kata Abu, seperti dikutip dari Aljazeera.
Baca juga: Dubes Palestina: Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia untuk Gaza Masih Tertahan di Mesir!
Tidak hanya rumah sakit itu saja, rumah sakit di Gaza Utara juga menghentikan operasinya. Ahmad Al-Kahlout mengatakan, bahwa generator utama rumah sakit kehabisan bahan bakar.
"Dunia tidak bisa tinggal diam ketika rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat yang aman, berubah menjadi tempat kematian, kehancuran, dan keputus asaan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah postingan di X.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa dua belas pasien, termasuk dua bayi yang meninggal sebelum pemadaman listrik dimulai, telah meninggal.
Sementara itu infrastruktur penting, termasuk fasilitas kardiovakular dan bangsal bersalin, telah mengalami kerusakan parah.
Kementerian Kesehatan Gaza menyatkan bahwa tiga bayi tersebut meninggal sebelum waktunya. Masih banyak petugas kesehatan yang tinggal di Rumah Sakit tanpa jalan keluar.
Fasilitas medis di bagian utara Gaza Utara itu pun telah di kepung oleh pasukan Israel. Termasuk Rumah Sakit Al-Shifa yang menurut pejabat Israel berada di atas pusat komando Hamas.
Lebih dari 35 rumah sakit di Gaza tidak lagi beroperasi di tengah-tengah pengeboman dan operasi darat Israel.