INDONESIATREN.COM - Pertempuran antara kelompok Hizbullah dari Lebanon dan Israel semakin tidak terkendali di tengah memanasnya konflik di Gaza, Palestina.
Sejumlah pihak khawatir pertempuran antara kelompok Hizbullah dengan Israel ini semakin meluas.
Pemicu pertempuran kelompok Hizbullah dengan Israel ini tak lain akibat dukungannya kepada Palestina.
Dalam beberapa terahir, Hizbullah dan Israel saling melancarkan serangan lebih dalam ke wilayah masing-masing.
Baca juga: Bukan Sakit Perut Biasa, Kenali Gejala dan Penyebab Pankreatitis
Padahal, pertempuran ini awalnya hanya berada di perbatasan antara Israel dan juga Lebanon.
Melansir dari Aljazeera pada Selasa, 31 Oktober 2023, serangan antar kedua kubu ini juga menyebabkan warga sipil menjadi korban.
Saat ini, beberapa desa di Lebanon yang dijadikan lokasi baku tembak telah dikosongan.
Baca juga: Puluhan Siswa SD Bantargebang Sukabumi Terpaksa Belajar di Tenda Darurat
Warga sipil Lebanon mengungsi ke markas Hizbullan di pinggiran Ibu Kota Beirut. Markas tersebut dinilai masih aman untuk dijadikan tempat mengungsi.
Sebuah petisi online yang telah ditandatangani 8.939 orang, menyerukan kepada pemerintah Lebanon agar tidak terseret ke dalam perang.
Laporan ini memperingatkan bahwa Lebanon bisa berubah menjadi “medan pertempuran perang proksi” yang dilakukan oleh kekuatan asing.
Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata Alam di Sukabumi, Cocok untuk Healing di Akhir Pekan!
Namun beberapa warga mengatakan bahwa mereka akan mendukung Lebanon mengambil sikap yang lebih agresif, mengingat tingginya angka kematian akibat serangan Israel di Gaza.
Lebih dari 8.000 warga Palestina telah tewas dalam pemboman Israel yang sedang berlangsung, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Dari jumlah tersebut, 3.195 di antaranya adalah anak-anak. Jumlah tersebut lebih tinggi dari jumlah total anak yang terbunuh di zona konflik di seluruh dunia setiap tahunnya sejak 2019, menurut organisasi non-pemerintah Save the Children.(*)