INDONESIATREN.COM - Siapa pun pengunjung yang datang ke Klinik Citra Insani di Selabintana, Sukabumi, Jawa Barat, dipastikan akan langsung melihat bangunan satu ini, sebuah rumah bertingkat dua peninggalan zaman Belanda, yang konon dibuat pada sekitar tahun 1900-an.
Berdiri di atas lahan yang luas dengan pepohonan rindang, rumah inilah yang menjadi gedung induk dari Klinik Citra Insani.
Di dalam rumah dengan ventilasi udara sangat sejuk ini pula, Prof. Mochammad Yusuf selaku pemilik klinik, berkantor dan memeriksa pasien-pasiennya.
Baca juga: Apa Itu Diabetes dan Bagaimana Klinik di Sukabumi Ini Menyembuhkannya?
Didamping sejumlah perawat dan staf, Yusuf selalu memeriksa sendiri pasien-pasiennya, sekaligus memberikan resep dan menentukan jenis obat yang harus dikonsumsi setiap pasien.
“Sebagai satu-satunya klinik yang mengembangkan metode TCM (Traditional Chinese Medicine) di Indonesia, seluruh obat yang hendak dikonsumsi oleh pasien, akan diracik lebih dulu. Tidak ada satu pun obat di sini yang merupakan obat kemasan,” ungkap Yusuf.
Tempat peracikan dan penyimpanan bahan baku rempah obat pun berada di rumah yang sama dengan tempat Yusuf berkantor.
Lokasinya bahkan berdampingan dengan ruang praktek Yusuf. Di tempat itu, menurut Yusuf, tersimpan lebih 300 jenis rempah, yang hampir seluruhnya didatangkan langsung dari Cina.
“Rata-rata, untuk setiap pasien, dibutuhkan sekitar 30-an jenis rempah, yang diracik khusus untuk keperluan pengobatannya,” kata Yusuf.
Diantara obat yang dikonsumsi, ada pula yang diberikan dalam bentuk minuman. Karena itu pula, di ruang penyimpanan bahan baku obat ini, tersedia dapur untuk merebus obat.
Baca juga: Divonis Mati Tiga Bulan Lagi, Penderita Kanker Getah Bening Sembuh Total Usai Berobat di Klinik Ini
Ada sejumlah staf perempuan yang khusus dilatih Yusuf untuk merebus dan meracik obat-obat ini. Berkat terbiasa menyiapkan resep yang ditulis Yusuf, para staf ini pun telah menguasai cara membaca aksara Cina, yang senantiasa tertulis di resep-resep Yusuf.
“Pengalaman menunjukkan: asal pasien tidak pilih-pilih obat yang diberikan, manfaat dan kesembuhannya pun bisa langsung dirasakan,” kata Yusuf.
Kembali, ia pun merujuk pada kisah Nabila, seorang penderita kanker getah bening asal Jakarta, yang sembuh dalam waktu enam bulan di Klinik Citra Insani.
Menurut Yusuf, kala itu, Ibunda Nabila mengizinkannya untuk memberi obat apa pun bagi anaknya tersebut. Alasan sang ibunda sederhana saja.
“Anaknya itu sudah divonis mati oleh dokter. Jadi, kalaulah (kematian) itu yang kemudian terjadi atas anaknya itu, Beliau sudah pasrah, karena (kematian) itu mungkin sudah takdir bagi anaknya tersebut,” kenang Yusuf.
Baca juga: Ingin Sembuh Total dari Diabetes? Akhir Tahun Ini Klinik Citra Insani Sukabumi Punya Obatnya
Faktanya, Nabila akhirnya malah sembuh dan bisa meneruskan kembali profesinya sebagai penyiar radio di Jakarta.
Sebelumnya, tercatat pula seorang pasien asal Kalimantan Timur bernama Widya, yang sembuh dari penyakit tumor otak yang dideritanya, setelah tiga bulan dirawat di Klinik Citra Insani.
Melalui kesaksian para pasien yang telah tersembuhkan dari sakitnya itu, nama Klinik Citra Insani pun tersebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Diakui Yusuf, mayoritas pasien yang datang berasal dari berbagai kota di luar Sukabumi.
“Rata-rata, karena datang dalam kondisi sudah parah, mereka pun saya wajibkan untuk rawat inap di sini,” ujar Yusuf.
Saat ini, di kliniknya itu, tersedia 18 ruang rawat inap bagi penderita kanker dan tumor. Di setiap ruangan, tersedia fasilitas yang cukup memadai, sehingga semua pasien bisa dirawat dengan ditemani keluarganya.
Kehadiran keluarga inilah yang, menurut Yusuf, ikut memberi andil bagi kesembuhan pasien.
“Mereka tersugesti untuk bisa sembuh, agar dapat berkumpul lagi dengan keluarganya di rumah,” tutur Yusuf, yang mengaku tak ingat lagi dengan jumlah pasien yang berhasil sembuh di kliniknya itu.
“Banyak,” ucap Yusuf, singkat. Mungkin, bila bisa bercerita, dinding rumah peninggalan zaman Belanda, tempat Klinik Citra Insani merawat pasien-pasiennya, akan membantu Yusuf untuk mengungkap dengan lebih detail tentang kisah-kisah kesembuhan pasien dari sakit kanker dan tumor yang mereka derita.