INDONESIATREN.COM - Buah menteng merupakan buah yang mirip sekalai dengan duku tetapi keduanya punya rasa yang sangat berbeda, dan buah duku mempunyai rasa yang manis, sedangkan buah menteng rasanya asam.
Buah menteng sendiri mempunyai nama ilmiahnya Baccaurea racemosa merupakan buah yang banyak ditemukan di daerah Sumatera dan Jawa.
Kulit dari buah menteng ini berwarna coklat kekuningan, dengan tekstur yang cukup tebal dan keras sedangkan dagingnya ada yang berwarna putih dan warna merah.
Sementara, buah menteng sekarang memang kurang populer dan sulit untuk ditemukan, buah khas Indonesia ini memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.
Tentunya, berbagai nutrisi yang terkandung di dalam buah menteng ini seperti protein, karbohidrat, kalsium, dan fosfor, dan juga buah ini mengandung air serat, lemak, dan juga zat besi.
Dari banyak nya kandungan nutrisi tersebut, ada beberapa manfaat dari buah menteng yang dapat diperoleh sebagai berikut.
- Menurunkan berat badan
Kandungan protein yang tinggi di dalam buah menteng bisa menurunkan berat badan, karena protein dalam buah bisa mengurangi nafsu makan.
Baca juga: Perlu Diingat, Kata dr Zaidul Akbar Ini Bahaya Pemanis Buatan, Masih Berani Konsumsi?
- Mengatasi rambut rontok
Dalam buah menteng terdapat kandungan flavonoid dari ekstrak ini yang dioleskan ke kulit kepala sehingga bisa mempercepat pertumbuhan rambut dan memperbaiki rambut rusak.
- Meningkatkan massa otot
Buah menteng merupakan bisa meningkatkan massa otot, karena buah ini mengandung protein yang cukup tinggi.
- Menguatkan tulang
Dalam buah menteng yang memiliki kalsium yang sangat tinggi bisa menguatkan tulang. Maka dari itu kalsium merupakan zat yang ditemukan pada tulang.
- Menurunkan tekanan darah
Buah menteng dikenal akan jumlah protein yang tinggi, karena asupan protein dan rendah lemak terbukti dapat menurunkan tekanan darah, sehingga cocok dikonsumsi penderita hipertensi.
- Mencegah kanker
Buah menteng juga bisa mencegah kanker karena kandungan antioksidan mampu menangkal dampak buruk radikal bebas yang bisa memicu terjadinya kanker. (*)