Panbers

Mengenal Stunting, Gejala Hingga Cara Pencegahannya, Apakah Minum Susu dan Makan Telur Saja Cukup?

Gres
Kamis, 16 Nov 2023 10:09
    Bagikan  
Mengenal Stunting, Gejala Hingga Cara Pencegahannya, Apakah Minum Susu dan Makan Telur Saja Cukup?
freepik/creativeart

ilustrasi perkembangan tumbuh anak

INDONESIATREN.COM - Stunting adalah kondisi di mana seorang anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tubuhnya lebih pendek dibandingkan anak lain seusianya karena mereka tidak tumbuh sesuai potensinya.

Stunting tidak muncul secara tiba-tiba, kekurangan gizi umumnya adalah penyebab stunting.

Kondisi ini dapat terjadi sejak janin masih dalam kandungan hingga lahir, terutama selama dua tahun pertama kehidupan bayi.

Penyebab diantaranya seperti: kondisi sosial ekonomi keluarga, kebiasaan makan yang tidak sehat, dan penyakit kronis atau infeksi jangka panjang yang diderita anak.

Jika tinggi badan seorang anak berdasarkan umurnya berada di bawah Z-score -2 berdasarkan grafik pertumbuhan anak WHO, maka anak tersebut dikatakan bertubuh pendek.

Proses inilah yang menyebabkan stunting berbeda dengan anak stunting.

Selain itu, Kondisi stunting juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan keluarga, seperti jika kedua orang tuanya juga bertubuh pendek.

Lalu apa saja tanda dan gejala stunting pada anak?, berikut penjelasannya yang telah dirangkum oleh Tim Indonesia Tren dari berbagai sumber.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa ketika seorang anak mengukur tinggi /panjang badannya, kemudian dibawah standar WHO, mereka dapat dianggap stunting.

Oleh karena itu, stunting tidak dapat diidentifikasi secara kasar atau perasaan, dengan tanpa pengukuran yang jelas.

Selain itu, mengukur panjang dan tinggi itu penting untuk mengetahui apakah orang dengan perawakan pendek dipermasalahkan karena masalah gizi atau tidak.

Ada beberapa gejala dan tanda yang dapat membedakan anak stunting, seperti:

  1. Memiliki tubuh yang lebih pendek daripada usianya.
  2. Berat badan tidak bertambah atau bahkan cenderung menurun.
  3. Mengalami keterlambatan perkembangan sesuai usia.
  4. Anak-anak lebih rentan terhadap penyakit menular. 5. Gangguan intelektual di kemudian hari.

Jika ingin mengetahui normal atau tidaknya tinggi badan anak, Anda dapat mengunjungi dokter, bidan, posyandu, dan puskesmas terdekat.

Di Indonesia kasus ini bukan hanya disebabkan oleh masalah gizi, namun juga mencerminkan tingkat sosial ekonomi suatu negara.

Studi menunjukkan bahwa, ibu yang tidak mendapatkan pendidikan yang lebih, akan memungkinkan rentan memiliki anak stunting.

Di sisi lain, anak-anak yang mengalami stunting mungkin menghadapi kesulitan dalam belajar dan memiliki tingkat pendapatan yang lebih rendah ketika mereka dewasa.

Menurut data dari Pemantauan Status Gizi (PSG) Kementerian Kesehatan RI, menyatakan bahwa di Indonesia memiliki jumlah anak stunting yang cukup banyak. Akibatnya, pemerintah, masyarakat, dan keluarga harus bekerja sama untuk mengatasi stunting anak.

Berikut beberapa cara pencegahan stunting dari segi tingkat keluarga, yang dilansir dari berbagai sumber.

Ibu hamil dan bersalin

  1. Pemberian makanan dengan protein tinggi bagi ibu hamil.
  2. Pemeriksaan kehamilan/ pelayanan antenatal secara teratur dan berkala.
  3. Pencegahan dan pengobatan anemia (kekurangan darah) pada ibu hamil.
  4. Lakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat seperti dokter, bidan, atau puskesmas.

Balita

  1. Lakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.
  2. Memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat pada bayi.
  3. Rutin memantau tumbuh kembang balita menggunakan buku KIA atau kurva pertumbuhan.
  4. Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular
    Imunisasi lengkap.
  5. Lakukan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak.
  6. Menyediakan air minum bersih dan sanitasi yang layak.
  7. Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal pada saat anak sakit.

Anak-anak dan remaja

  1. Membiasakan anak dengan perilaku hidup bersih dan sehat, tidak merokok, dan tidak menggunakan narkoba.
  2. Berikan pola nutrisi seimbang.
  3. Melaksanakan imunisasi lanjutan pada usia sekolah.
  4. Ajari anak tentang kesehatan reproduksi.

Dewasa muda

  1. Melakukan deteksi dini penyakit menular dan tidak menular.
  2. Bagi yang sudah menikah, persiapkan kehamilan yang direncanakan (KB).

Jadi, begitulah gejala dan pencegahan stunting pada anak. Jika Anda yakin anak atau orang terdekat Anda mengalami stunting, segera bawa mereka ke fasilitas kesehatan terdekat untuk berkonsultasi.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News