Panbers

WHO Menyatakan Bahwa Kesepian Jadi Ancaman Berbahaya bagi Kesehatan di Dunia, Ini Alasannya

Gres
Senin, 20 Nov 2023 09:01
    Bagikan  
WHO Menyatakan Bahwa Kesepian Jadi Ancaman Berbahaya bagi Kesehatan di Dunia, Ini Alasannya
pixabay/harutmovsisyan

WHO Menyatakan Kesepian Menjadi Ancaman Kesehatan di Dunia.

INDONESIATREN.COMMenurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kesepian merupakan ancaman kesehatan di dunia.

Merasa kesepian ini sebenarnya merupakan hal yang normal, namun jika perasaan itu terlalu berlebihan, dapat menguras tenaga dan pikiran.

Mengutip dari akun Instagram @medantalk, Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan kepada Times of India pada Sabtu, 18 November 2023, bahwa kesepian dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan.

“Tingginya tingkat isolasi sosial dan kesepian di seluruh dunia mempunyai konsekuensi serius bagi kesehatan dan kesejahteraan,” ujar Tedros.

“Orang-orang yang tidak memiliki koneksi sosial yang cukup kuat mempunyai risiko lebih tinggi terkena stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri, dan banyak lagi,” lanjutnya.

Baca juga: Diduga Cabang dari Redmi Note 13, Poco X6 5G Akan Segera Diluncurkan di Pasar Global

Menteri Kesehatan AS Vivek Murthy, dalam laporannya yang berjudul "Our Epidemic of Loneliness and Isolation", juga mengungkapkan risiko akibat kesepian.

Di dalamnya, Murthy menyatakan bahwa kesepian bukan hanya perasaan buruk, tetapi juga dapat menyebabkan kematian dini.

“Dampak kematian akibat terputusnya hubungan sosial serupa dengan dampak kematian akibat merokok hingga 15 batang sehari,” ucapnya.

Untuk menangani efek kesepian, WHO sekarang telah membentuk "Komisi Hubungan Sosial", yang diharapkan dapat mencegahnya.

Baca juga: Tersedia 6 Posisi Loker, Segera Kirim Lamaran dan Data Diri ke Tangko Resort

Sebagaimana dilaporkan oleh The Guardian pada hari Kamis, 16 November 2023, Murthy bertanggung jawab atas komisi internasional tersebut.

Anggotanya terdiri dari sebelas aktivis dan beberapa menteri dari berbagai negara.

Mereka termasuk Chido Mpemba, utusan muda Uni Afrika, Ralph Regenvanu, menteri perubahan iklim Vanuatu, dan Ayuko Kato, menteri Jepang yang menangani isolasi dan kesepian. (*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News