INDONESIATREN.COM - Keluarga besar GUSDURian yang tersebar di seluruh Indonesia dan tergabung dalam Jaringan GUSDURian berkumpul di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat pada Jumat-Minggu, 24-26 November 2023.
Pertemuan digelar dalam rangka Rapat Kerja Nasional (Rakernas), sekaligus menyikapi situasi politik dan demokrasi menjelang Pemilu serentak pada 14 Februari 2024 mendatang.
Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, Jay Akhmad menjelaskan, Rakernas merupakan amanat Temu Nasional (Tunas) Jaringan GUSDURian yang telah diselenggarakan di Surabaya tahun lalu.
"Tujuannya untuk merefleksikan agenda dan merumuskan kerangka kerja gerakan Jaringan GUSDURian dalam memperkuat masyarakat sipil," ungkap Jay Akhmad.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Forkopimda Gandeng Densus 88 Waspadai Pergerakan Terorisme di Sukabumi
Jay melanjutkan, Rakernas Jaringan GUSDURian kali ini, berbeda dengan gelaran sebelumnya lantaran dihelat berdekatan dengan pesta demokrasi yang secara serentak akan dilaksanakan di 548 daerah di Indonesia.
Berkaca pada pemilu sebelumnya, Jay melihat masyarakat Indonesia rentan terpecah-belah akibat politik identitas demi politik elektoral.
"Banyak keluarga, sahabat, sampai hubungan yang lebih luas, menjadi retak dan bermusuhan karena berbeda pilihan," cetusnya.
Jay menegaskan pada Pemilu 2024 nanti penggunaan politik identitas sangat mungkin terjadi. Para elite yang berkontestasi berpotensi akan memainkan narasi-narasi kebencian dan agama.
Ia melihat dinamika politik terus berkembang. Mulai dari adanya politik dinasti, aparat pemerintah yang dinilai tidak netral, keputusan MK yang dinilai sarat kepentingan politik, hingga pencatutan nama Jaringan GUSDURian untuk mendapat dukungan masyarakat.
Baca juga: Kapolri Bidang SDM Minta Humas Perkuat Cooling System Hingga Jaga Netralitas Pemilu 2024
"Jadi di Rakernas Jaringan GUSDURian, semua kita bahas agar masyarakat tidak bingung, dan tercipta pemilu yang damai dan bermartabat," papar Jay.
Untuk diketahui, Rakernas Jaringan GUSDURian yang berlangsung selama tiga hari diikuti seluruh individu, direktur lembaga, dan koordinator komunitas GUSDURian.
Seluruhnya tergabung dalam Jaringan GUSDURian yang tersebar di 150 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Melihat situasi politik jelang pesta demokrasi ini, Jay menegaskan, Jaringan GUSDURian adalah gerakan sosial yang kerangka kerjanya berbasis 9 nilai utama Gus Dur.
Karenanya, Jaringan GUSDURian perlu memperkuat agenda gerakan untuk merespons persoalan yang terjadi di masyarakat. Mulai dari kebebasan beragama dan berkeyakinan, keadilan ekologi, serta situasi politik dan demokrasi.
"Hasilnya menjadi rujukan dan panduan bagi seluruh elemen dalam Jaringan GUSDURian di seluruh Indonesia dan luar negeri," tegas Jay Akhmad.