INDONESIATREN.COM - Jumlah korban tewas karena erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat, bertambah 15 orang. Hal itu dikonfirmasi oleh Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
BNPB melaporkan, sepuluh korban tewas telah teridentifikasi. Namun, lima korban tewas lainnya, masih dalam proses identifikasi di RSASM Bukittinggi.
Berdasarkan perhitungan BNPB, masih terdapat delapan orang yang merupakan pendaki, belum bisa dievakuasi hingga Rabu, 6 Desember 2023.
Kepala Pusat Data, Informasi, Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebutkan, proses evakuasi kedelapan pendaki masih berlangsung.
Baca juga: Imron Rosyadi Purnatugas sebagai Bupati Cirebon pada 31 Desember 2023
"Hingga kini, proses pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan oleh tim gabungan," kata Abdul dalam keterangannya pada Rabu, 6 Desember 2023.
Abdul menambahkan, proses evakuasi sempat terhambat oleh erupsi susulan sebanyak lima kali, terhitung pada pagi hingga siang pukul 11.00 WIB, Selasa, 5 Desember 2023.
Erupsi itu memicu hujan abu yang terjadi sampai ke kaki bukit Gunung Marapi. Jarak pandang Tim Search And Rescue (SAR) gabungan pun terganggu.
Diwartakan Indonesia Tren sebelumnya, Gunung Marapi mengalami erupsi pada Minggu, 3 Desember 2023 sekitar pukul 14.54 WIB.
Baca juga: Senangnya Jadi PNS dan Karyawan Swasta di IKN: Bebas Pajak Penghasilan dan Pertambahan Nilai
Erupsi Gunung Marapi menyemburkan muntahan abu vulkanik setinggi 3.000 meter. Beberapa kecamatan pun terkena imbasnya.
Kemudian, selama proses evakuasi pada Senin, 4 Desember 2023 pagi, BNPB menemukan 11 pendaki dalam kondisi tidak bernyawa.
BNPB mencatat, total ada 75 pendaki terjebak di Gunung Marapi yang erupsi. Dari jumlah itu, 52 di antaranya selamat dari insiden tersebut.
Selain itu, BNPB mengimbau masyarakat sekitar tetap berada pada jarak kurang dari 3 km dari puncak, agar tidak terdampak erupsi.(*)