INDONESIATREN.COM - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut mengajak warga Warga NU atau biasa disebut Nahdliyyin memasang garis demarkasi atau penanda kepada politisi yang berkepentingan.
Ia mengatakan, di tengah-tengah hiruk pikuk tahun politik seringkali jamiyah dan jemaah NU jadi objek penderita, jadi pihak yang diacak-acak, tidak mendapatkan manfaat apa pun dari pesta demokrasi yang sedang berjalan.
Dari pengalaman semacam itu, kata Menteri Agama RI ini, saat ini NU memasang garis demarkasi bagi pihak mana pun yang berkepentingan terhadap warga NU. Menurutnya, mereka harus berkomitmen dengan jelas terkait kebermanfaatannya bagi warga NU.
Baca juga: Ketum PBNU Gus Yahya Sebut Hak Istimewa 5 Negara Lemahkan Legitimasi PBB
"Kalau kalian ingin mendekati warga NU harus jelas kebermanfaatannya bagi warga NU. Ini demarkasi di tahun politik ini," kata Gus Yaqut saat berpidato sebagai Kepala Satgas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), Jumat, 15 Desember 2023.
"Jadi, tak boleh warga NU itu didatangi politisi-politisi yang nyalon sebagai legislatif atau timses tim tertentu, warga NU hanya dianggap sebagai pemilik suara saja, tapi tidak ada perhatian yang baik," jelasnya.
Gus Yaqut kemudian mengutip perkatan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang pernah menyampaikan pada saat tahun politik, warga NU diibaratkan sebagai pihak yang mendorong mobil mogok. Kemudian setelah mobil berjalan, warga NU ditinggalkan.
Baca juga: Debat Pertama Capres Pemilu 2024: Kata Anies, Prabowo dan Ganjar Soal Pemberantasan Korupsi
"Jadi dengan garis demarkasi itu tidak boleh begitu," tegasnya pada kick off pemasangan sticker di rumah-rumah warga NU dan sapanduk serentak di Jawa Barat.
Ia menambahkan, bahwa stiker dan spanduk tersebut merupakan penanda berjalannya program yang dilaksanakan PBNU dan pemerintah RI melalui Kemenag dan Kemenkes yaitu Bimbingan Keluarga, Bimwim Catin, Berkah Keuangan, Cegah Stunting Perspektif Agama melalui Penguatan Posyandu, Pendidikan sebaya siswa SMA untuk cegah stunting, Perhutanan Sosial, dan Bimbingan Anak dan Remaja.
Untuk diketahui, kick-off pemasangan spanduk tersebut berlangsung di 4.500 desa dan stiker di 2,7 juta rumah di Jawa Barat. Kick-off tersebut sebagai penanda akan semakin masif dijalankan di Jawa Barat sejak dimulai tahun lalu.