INDONESIATREN.COM - PT Kereta Api Indonesia (Persero) membenarkan kejadian tragis yang melibatkan Kereta Api (KA) Turangga dan Commuter Line Bandung Raya di kawasan Cicalengka, Jawa Barat, Jumat, 5 Januari 2024.
Pihak PT KAI telah merilis pernyataan resminya melalui unggahan akun Instagram @kai121_ mengenai informasi gangguan perjalanan.
Kecelakaan tersebut terjadi pada pagi hari pukul 06.03 WIB di km 181+700, antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka, Jawa Barat.
Insiden ini mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan keprihatinan terhadap keselamatan perjalanan kereta api di Indonesia.
Baca juga: Kemenhub Kirimkan Tim Evakuasi dan Investigasi Kecelakaan KA Turangga dengan Cicalengka-Bandung
KA Turangga bertabrakan dengan Commuter Line Bandung Raya, mengakibatkan beberapa gerbong mengalami kerusakan parah dan bahkan ada yang terlepas dari rel.
Kecelakaan ini menciptakan gambaran yang mengejutkan, mengingat KA Turangga dikenal sebagai layanan kereta api eksekutif yang menyajikan perjalanan nyaman dan cepat.
Profil Kereta Api Turangga
Kereta Api Turangga yang merupakan salah satu layanan unggulan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), menjadi fokus pembahasan dalam artikel ini.
Dengan detail mengenai sejarah, pengembangan, dan fasilitas yang ditawarkan, mari kita eksplorasi profil lengkap KA Turangga.
Memulai perjalanan operasionalnya pada 1 September 1995, KA Turangga awalnya melayani rute Bandung-Surabaya dengan menyajikan layanan kelas bisnis plus dan eksekutif.
Nama 'Turangga' diambil dari hewan mitologi Jawa, yaitu kuda yang menjadi tunggangan para bangsawan. Turangga diangkat sebagai simbol kendaraan yang cepat dan mampu menghadapi berbagai situasi sulit.
Seiring berjalannya waktu, KA Turangga mengalami beberapa perubahan layanan. Pada 11 Oktober 1999, layanan bisnis dipindahkan ke Malang untuk mendukung operasional kereta api Gajayana.
Sejak saat itu, KA Turangga fokus melayani kelas eksekutif dengan menggunakan rangkaian kereta baru dari INKA keluaran tahun 1999.
Baca juga: Kecelakaan Kereta Api Turangga dan Cicalengka-Bandung, Penyebab Sedang Diselidiki
Pada 19 Januari 2009, KA Turangga beralih menggunakan rangkaian kereta hasil penyehatan awalnya buatan tahun 1960.
Modernisasi terus berlanjut, pada pertengahan tahun 2018, rangkaian kereta berbahan baja nirkarat buatan INKA digunakan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas layanan.
Melayani relasi Bandung–Surabaya Gubeng di lintas selatan Pulau Jawa, KA Turangga menawarkan perjalanan sepanjang 696 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 14 menit.
Melalui rute yang cukup panjang ini, KA Turangga menciptakan pengalaman perjalanan yang menggabungkan kenyamanan dan kecepatan.
Pada 28 September 2022, KA Turangga merayakan Hari Ulang Tahun PT Kereta Api Indonesia yang ke-77 dengan meningkatkan kecepatan dari 105 km/jam menjadi 120 km/jam.
Peningkatan kecepatan ini diharapkan dapat memperpendek waktu tempuh, memberikan pengalaman perjalanan yang lebih efisien bagi penumpang.
Pada 1 Desember 2019, seiring dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api terbaru, rute KA Turangga diperpanjang hingga Stasiun Gambir. Namun, per 1 September 2020, rute dikembalikan seperti semula akibat penurunan tingkat keterisian penumpang di rute Bandung–Jakarta akibat pandemi Covid-19.
Mulai 1 Juni 2023, sesuai dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2023, KA Turangga akan bertukar rangkaian dengan Kereta api Argo Wilis.
Hal ini dapat diartikan sebagai bagian dari strategi pengembangan dan diversifikasi layanan kereta api oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi operasional. (*)