Panbers

Debat Capres 2024 Ketiga: Apa Kata Mereka Soal Utang Luar Negeri?

Nusantara
Minggu, 7 Jan 2024 20:37
    Bagikan  
Debat Capres 2024 Ketiga: Apa Kata Mereka Soal Utang Luar Negeri?
KPU RI

Debat Capres 2024 ketiga digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 7 Januari 2024. Salah satu tema yang menjadi perdebatan adalah tentang utang luar negeri.

INDONESIATREN.COM - Debat Capres 2024 ketiga digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 7 Januari 2024. Salah satu tema yang menjadi perdebatan adalah tentang utang luar negeri.

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto menyampaikan bahwa utang luar negeri Indonesia merupakan salah satu terendah di dunia, jika dibandingkan dengan product domestic bruto.

"Kita berada di sekitar 40 persen sedangkan banyak negara jauh di atas kita. Dengan pengelolaan yang baik dan strategi ekonomi yang tepat, terutama dengan hilirisasi, ini memperkuat posisi tawar kita," ujarnya.

Prabowo mengaku tidak terlalu khawatir negara lain mengintervensi Indonesia tentang kebijakan utang luar negeri. Dia pun menyebut pertahanan kuat, Indonesia akan dihormati.

Baca juga: Siap-Siap, Debat Capres 2024 Segera Mulai, Klik Link Live Streaming di Sini untuk Tonton

"Kita sangat-sangat dihormati. Kita tidak pernah default. Saya keliling seluruh dunia, mereka sangat hormat dengan Indonesia. Kita tidak pernah gagal utang. Hanya dengan kekuatan, kita akan dihormati," kata Prabowo.

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo turut menanggapi apa yang Prabowo sampaikan. Ia mengingatkan bahwa utang-utang luar negeri bisa mematikan.

"Maka hati-hati kalau mau utang. Terutama pada infrastruktur yang punya risiko tinggi. Kita mesti hitung betul. Karena banyak negara collapse karena utang. Kita juga mesti betul-betul anti korupsi," ungkapnya.

Baca juga: Debat Capres 2024: Prabowo-Gibran, Ganjar-Pranowo, dan Anies-Cak Imin Tiba di Istora Senayan Jakpus

Capres nomor urut 1, Anies Baswedan pun menyampaikan tanggapannya. Menurut Anies, yang tak kalah penting adalah melakukan pengembangan skema-skema yang lebih kreatif dalam mencari utang luar negeri, termasuk melibatkan swasta.

"Utang-utang yang kita gunakan untuk aktivitas produktif. Jangan digunakan untuk kegiatan non produktif. Misalnya, utang dipakai untuk membeli alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan. Itu bukan sesuatu yang tepat," kata Anies.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News