INDONESIATREN.COM - Instagram sebagai salah satu platform media sosial sudah digunakan jutaan orang di dunia. Tak sedikit konten kreator yang penasaran mengulik algoritma Instagram.
Algoritam Instagram juga sering kali jadi acuan para pembuat konten untuk mencari viewers, agar kontennya banyak dilihat oleh pengguna di Instagram.
Algoritma Instagram merupakan parameter yang dapat menentukan konten mana yang paling banyak dilihat orang setiap kali para pengguna Instagram membuka feed.
Dengan berkembangnya teknologi media sosial, algoritma dapat membantu untuk mencegah masalah tertentu dengan cara yang logis dan sistematis.
Setiap pembaruan fitur dalam aplikasi sosial media, algortimanya terus berganti seiring jalannya aplikasi.
Namun dalam hal ini, masih banyak juga konten kreatir ketinggalan dengan informasi pembaruan algoritma Instagram. Masih banyak pula yang keliru membedakan mitos dan fakta tentang algoritma Instagram.
Berikut penjelasan mitos seputar algoritma di Instagram yang, dikutip dari akun Instagram @habiskerjacom.
1. Sound pada Reels
Konten Reels dengan sound atau efek suara yang sedang viral dan tak diedit bakal bagus hasilnya, itu mitos.
Faktanya, Reels yang bisa viral adalah reels yang secara konten dan konteks bisa sesuai dengan audiens. Kalau konten dan konteksnya tak relevan dengan audiens, akan sama saja hasilnya.
2. Hashtag
Memakai sebanyak-banyaknya hashtag bakal membantu postingan jadi viral, itu mitos. Faktanya, fungsi hashtag sekarang lebih dibuat untuk mengelompokan konten.
3. Selain Reels Tak Akan Viral
Hanya konten Reels yang bisa viral, postingan jenis lainnya tidak, itu mitos.
Faktanya, ketika kontennya tidak relevan dengan target audiens, akan susah juga untuk mendapatkan performa terbaik.
4. Follow for follow
Dengan cara follow for follow akan membantu mengembangkan akun, itu mitos.
Faktanya, dengan cara komen di akun besar yang secara audiensnya mirip dengan akun Anda, dapat menaikan exposure konten Anda. Namun harus dengan komen yang tetap berkaitan sama konteks postingannya.