INDONESIATREN.COM - Kompetisi sepak bola baru Eropa atau Super League mengklaim akan menyiarkan pertandingan secara gratis untuk penggemar.
Super League, gagasan kompetisi sepak bola yang sempat mengundang kontroversi, akhirnya bisa terbentuk dan menyaingi UEFA.
Hal tersebut berdasarkan keputusan Pengadilan Kehakiman Uni Eropa (CJEU) pada Kamis, 21 Desember 2023.
CJEU memutuskan, bahwa pelarangan pembentukan kompetisi alternatif baru oleh FIFA dan UEFA, bertentangan dengan hukum Uni Eropa.
Baca juga: Program Khusus Bagi Para Pemain Persib Saat Libur Panjang: Berlatih Mandiri
Menyusul keputusan tersebut, CEO A22 Management, Bernd Reichart mengumumkan, bahwa penggemar dapat menyaksikan Super League secara gratis.
Reichart mengatakan, sepak bola adalah permainan rakyat. Menurutnya, kompetisi sepak bola saat ini semakin mahal, karena harus berlangganan televisi.
"Sepak bola adalah permainan rakyat. Pengalaman penggemar saat ini dengan banyak langganan TV menjadi sangat mahal dan memerlukan pemikiran segar," kata Reichart dalam pernyataan resminya.
Ia menerangkan, sepak bola membutuhkan ide-ide inovatif terutama untuk menarik penggemar muda. Super League pun menawarkan ide-ide tersebut.
Baca juga: Tangkis Penyebaran Covid-19, Dinkes Jabar Distribusikan Puluhan Ribu Dosis Vaksin
"Pilihan hiburan lainnya terus meningkatkan penawaran kontennya dan sepak bola membutuhkan ide-ide inovatif terutama untuk menarik penggemar muda," ucapnya melanjutkan.
Super League menjadi wajah sepak bola baru. A22 menyebut, gagasannya ini mengakhiri monopoli UEFA selama 69 tahun.
Nantinya, format Super League tidak jauh beda dengan kompetisi sepak bola domestik yang saat ini bergulir di negara-negara Eropa.
Ada tiga level kompetisi dalam Super League. Dua level pertama, Liga Bintang dan Liga Emas yang terdiri 16 klub.
Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Rupiah Bergerak Lunglai, Posisinya Merosot Lagi
Kemudian, level ketiga atau Liga Biru terdiri dari 32 peserta. Namun, kompetisi kategori wanita hanya ada dua level.
Sementara keikutsertaan peserta di setiap level Super League, berdasarkan presitasi di kompetisi domestik.(*)