INDONESIATREN.COM - Perkembangan rupiah menjelang akhir pekan ini tidak menggembirakan. Petang ini, rupiah bergerak lunglai.
Pada penutupan transaksi antar-bank, Kamis 21 Desember 2023, rupiah kembali terkontraksi. Kini, rupiah menempati level Rp15.525 per dolar Amerika Serikat (AS).
Posisi rupiah itu lebih lemah 14 poin daripada sebelumnya. Yaitu Rp15.511 per dolar AS.
Sinyal pergerakan negatif rupiah, sebenarnya, terjadi sejak tadi pagi. Yaitu pada pembukaan transaksi. tergelincir sembilan poin atau berada pada level Rp15.520 per dolar (AS).
Baca juga: Misi Bulog Tahun Depan: Stabilikan Pasokan Pangan
Terkontraksinya rupiah juga terjadi pada penutupan perdagangan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan sesi akhir perdagangan kurs JISDOR BI hari ini, rupiah terjungkal 21 poin atau menjadi Rp15.533 per dolar AS. Padahal, sehari sebelumnya, posisi rupiah lebih baik, yakni Rp15.512 per dolar AS
Beberapa analis dan pengamat berpendapat bahwa putusan Bank Indonesia (BI) untuk tidak mengubah suku bunga acuannya, yakni tetap 6,0 persen, cukup berpengaruh pada perkembangan rupiah.
Pergerakan negatif rupiah juga dipengaruhi perkembangan global. Yakni, sikap dan spekulasi pasar tentang suku bunga The Federal Reserve (The Fed) alias Bank Sentral AS.
Baca juga: Putusan Bank Indonesia: Suku Bunga Acuan Tidak Berubah, Tetap 6 Persen
Pasar memprediksi, tahun depan, The Federal Reserve menetapkan suku bunga yang lebih rendah daripada saat ini. Apabila terjadi, hal itu berpengaruh pada dolar AS.
Sebaliknya, jika The Federal Reserve benar-benar memangkas suku bunganya, hal itu membuat Indonesia tersenyum karena memperkokoh posisi rupiah. (*)