INDONESIATREN.COM - Ketua DPD Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jabar, Roy Jinto Ferianto memastikan aksi demo buruh tidak ditunggangi elit maupun terafiliasi dengan partai politik mana pun.
Diketahui, pada aksi demonstrasi buruh pada 28 November 2023, Presiden Partai Buruh, Said Iqbal ikut menjadi peserta aksi. Kemudian, aksi 14 Desember 2023, terdapat sejumlah massa aksi yang membawa bendera Partai Buruh.
"Enggak kepentingan politik atau pun terafiliasi dengan partai politik," ujar Roy, Jumat, 15 Desember 2023.
Baca juga: Demo Buruh Sebabkan Macet Parah, KSPSI Sebut Aksi Blokade Jalan Tol Tak Direncanakan
Menurutnya, aksi demo buruh ini hanya menuntut tentang pengupahan agar bisa diakomodasi oleh pemerintah. Apabila, tuntutan itu diakomodasi oleh pemerintah, Roy memastikan aksi demo buruh akan terhenti dengan sendirinya.
"Jadi tidak ada kaitannya dengan politik. Karena kemarin ada bendera Partai Buruh di sekitar karena memang ada beberapa organisasi buruh yang intinya menjadi bagian dari Partai Buruh. Tapi tidak ada agenda politik mana pun, ini murni perjuangan, tuntutan kaum buruh," tuturnya.
Hal itu dipertegas dengan tidak adanya tuntutan untuk menurunkan pemerintah yang sedang berkuasa saat ini. Tuntutan buruh hanya sebatas revisi UMK 2024 dan upah buruh di atas satu tahun kerja.
Baca juga: Macet Parah Hingga 10 Kilometer di Tol Cipularang Gegara Demo Buruh, Netizen: Polisi Kemana?
"Enggak ada tuntutan kami terhadap pemerintah untuk misalkan menurunkan pemerintah yang sedang berkuasa, tidak ada. Karena buruh itu tuntutan cuman simpel, upah, pesangon, itu saja," ujarnya.
Lebih lanjut, Roy menyebutkan, serikat buruh menginginkan adanya ruang dialog, diskusi, dan negosiasi. Namun, dalam dua kali pertemuan serikat buruh dengan Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin selalu menyatakan tidak revisi dan upah bagi pekerja satu tahun tidak bisa dipertimbangkan.
"Akhirnya tidak ada yang namanya negosiasi, kami diundang hanya mendengarkan keputusannya, dan itu seolah-olah tidak bisa dinegosiasi lagi. Yang akhirnya di-framing keluar itu seolah-olah sudah dialog dengan buruh," kata dia.