INDONESIATREN.COM - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Al Fath Sukabumi, Jawa Barat menggelar wisuda 212 mahasiswa dan mahasiswi angkatan I pada Kamis, 21 Desember 2023.
Ketua STMIK Al Fath, Rudi Ripandi menjelaskan, 212 wisudawan dan wisudawati ini merupakan mahasiswa dan mahasiswi program studi Teknik Informatika. Rudi menyebut wisuda ini merupakan angkatan pertama STMIK Al Fath Sukabumi.
"Alhamdulillah, STMIK Al Fath telah melaksanakan wisuda pertama program studi teknik informatika dengan jumlah wisudawan dan wisaudawati sebanyak 212 orang," kata Rudi kepada wartawan.
Baca juga: Mahfud MD Singgung 4 Syarat Wujudkan Indonesia Emas di Acara Wisuda UNIKOM ke-40
Rudi berharap ratusan wisudawan dan wisudawati STMIK Al Fath yang telah resmi bergelar sarjana komputer tersebut dapat terus mengembangkan diri dan membawa baik nama almamater kampus.
"Kami berhadap dan berdoa untuk kesuksesan para wisudawan di masa depan. Terus belajar, mengembangkan diri, serta membawa nama baik almamater ke manapun mereka pergi," ungkapnya.
Sementara itu, Pimpinan Yayasan AL Fath, Prof Dr KH Muhammad Fajar Laksana menyebut semua lulusan STMIK Al Fath yang sudah diwisuda ini siap bekerja dengan keterampilan yang dimiliki.
"Kebetulan juga Yayasan Al Fath sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan penyalur tenaga kerja yang profesional. Bahkan memiliki kontrak untuk bekerja di Jepang dan Kuwait," ungkap Fajar.
Baca juga: Wisuda Telkom University Diikuti 4.387 Mahasiswa, Rektor: Harus Jadi Problem Solver di Masyarakat
Ia juga memastikan, 212 mahasiswa dan mahasiswi yang diwisuda ini sudah mendapat jaminan kerja. Pasalnya, pihak otoritas Kuwait langsung melaksanakan MoU dan menerima 500 lowongan kerja di hampir 50 perusahaan.
"Dengan kerja sama ini kami selain mencetak sarjana juga memberikan pekerjaan bagi lulusan AL Fath. Bahkan, untuk yang di Jepang Ketua STMIK langsung ke sana dan melakukan MoU di Jepang," jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Fajar Laksana, para wisudawan dan wisudawati ini sebagian masih harus melaksanakan pendidikan dan pelatihan (Diklat) bahasa Jepang, sehingga saat berangkat sudah memiliki kemampuan bahasa Jepang.
"Jadi mereka ini sudah harus benar benar menguasai dan lulus tes bahasa Jepang. Sebab sebelum berangkat juga harus punya sertifikat ujian bahas Jepang," tegasnya.
"Kalau misal sekarang mereka harus diklat enam bulan kan lama, ya. Makanya tingkat 3 dan 4 nanti sudah dilatih bahasa Jepang, ketika lulus sudah siap berangkat ke Jepang," ucap Fajar.