INDONESIATREN.COM - Kematian perempuan bernama Inas di tangan R, anak kandungnya sendiri, pada Senin, 13 Mei 2024, sekitar pukul 17:30 WIB, hingga Kamis, 16 Mei 2024, masih menjadi perbincangan warga Kampung Cilandak, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi.
Pasalnya, di kampung itu pula, Inas lama menetap, sampai akhirnya meninggal dengan sangat mengenaskan pada usia 45 tahun, akibat dibunuh oleh anak kandung lelakinya, R.
Sesuai hasil olah TKP yang dilakukan petugas Polsek Kalibunder, pembunuhan yang dilakukan oleh tersangka berusia 26 tahun itu, menggunakan sebilah alat pertanian berupa garpu tanah.
Kapolsek Kalibunder, Iptu Pol. Taufik Hadian, mengungkapkan, Rabu, 15 Mei 2024, garpu yang biasa digunakan warga setempat untuk berkebun itu, masih bernoda darah saat ditemukan di dapur rumah korban.
Baca juga: Hasil Autopsi Ibu Dibunuh Anak Kandung di Sukabumi, Dokter Forensik : Banyak Luka Tusukan
Ada empat mata tajam dari garpu seberat kurang lebih tiga kilogram itu. “Kemarin (Senin, 13 Mei 2024) itu, (garpu ini) kita temukan di dapur. Kondisinya sama seperti garpu lain yang biasa dipakai berkebun. Masih ada noda darah, namun sudah mengering,” ujar Taufik.
Saat ini, bersama tersangka R, garpu itu telah diamankan sebagai barang bukti di Polres Sukabumi. Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan, aksi keji yang dilakukan R itu terjadi pada Senin, 13 Mei 2024, sekitar pukul 17:30 WIB.
“Kejadian ini terjadi pada hari Senin, sekitar pukul 17.30 WIB. Korban mendatangi ibunya, dan langsung memukulkan satu buah garu atau garpu tanah, yang mengakibatkan ibunya meninggal dunia,” ungkap Ali.
Adapun motif pelaku melakukan aksi nekatnya itu, menurut Ali, dikarenakan pelaku kesal terhadap ibunya. "Kami masih mendalami motifnya. Sementara, pengakuan dari pelaku, bahwa dia kesal tehadap ibunya,” kata Ali.
Baca juga: Bunuh Ibu Kandung Karena Tidak Dibelikan Sepeda Motor, Ini Umur dan Identitas Pelaku Asal Sukabumi
Berdasarkan hasil autopsi atas jenazah korban oleh dokter forensik RSUD R. Syamsudin, SH, Sukabumi, Nurul Aida Fathia, terungkap, korban tewas dengan sejumlah luka tusuk pada bagian wajah, dada, bahu, tangan, dan lehernya.
“Kita temukan ada banyak luka. Terutama luka terbuka itu di daerah wajah, leher. Kemudian ada di bahu dan di lengan. Kemudian ada beberapa memar dan luka lecet di hampir seluruh tubuh,” kata Nurul.
Nurul menyebut, kematian korban diperkirakan sudah terjadi sekitar 12 jam sebelum diperiksa. Kemudian, di tubuh korban terdapat 10 luka terbuka. Kondisi itu disebabkan oleh tusukan benda setengah tajam.
Baca juga: Bunuh Ibu Kandung Karena Tidak Dibelikan Sepeda Motor, Ini Umur dan Identitas Pelaku Asal Sukabumi
“Kalau untuk memar sama lecet itu, sudah pasti itu kekerasan tumpul. Kalau untuk luka-luka terbukanya, itu memang cirinya tidak begitu khas, tapi mengarah (ke) kekerasan yang setengah tajam. Jadi, ada tepi yang tajam, tapi dia tidak cukup untuk memotong atau tidak setajam pisau,” tutur Nurul.
Perihal penyebab kematian korban, menurut Nurul, adalah akibat luka tusuk di bagian leher sedalam enam centimeter, yang merusak saluran batang napas, serta terdapat pembuluh darah yang terpotong.
“Penyebab kematiannya itu terutama yang di leher, karena itu lukanya merusak saluran batang napas. Kemudian ada pembuluh darah yang kepotong, sehingga yang pasti menimbulkan banyak pendarahan dan gangguan napas,” jelas Nurul. (*)