Tembok Setukpa Polri Jebol, Jalan Kabandungan Kota Sukabumi Banjir

Selasa, 26 Mar 2024 21:00
Banjir merendam sejumlah rumah rumah dan akses Jalan Kabandungan, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Minggu, 24 Maret 2024 petang. Istimewa

INDONESIATREN.COM - Banjir merendam sejumlah rumah rumah dan akses Jalan Kabandungan, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Minggu, 24 Maret 2024 petang. Banjir limpasan terjadi di waktu menjelang berbuka puasa, saat Kota Sukabumi diguyur hujan.

Diduga, air meluap akibat Sungai Cimenteng tersumbat sampah sehingga mengakibatkan tembok pembatas Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Lemdiklat Polri roboh, lalu air tumpah ke jalan dan ke permukiman warga.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik mengatakan, setelah mendapat informasi tersebut, personel piket BPBD Kota Sukabumi langsung melakukan pengecekan ke lokasi sekaligus melakukan evakuasi dan membersihkan sisa material yang dapat menghambat arus lalu lintas.

Baca juga: Banjir Rendam Tiga Desa di Ciemas Sukabumi, Lalu Lintas Sempat Lumpuh

"Tersumbatnya aliran Sungai Cimenteng yang mengakibatkan TPT sekaligus tembok Setukpa ambruk dikarenakan tidak kuat menahan rembesan air dari aliran sungai tersebut, sehingga mengakibatkan banjir limpasan d Jalan Kabandungan. Petugas langsung melakukan pembersihan material di badan jalan karena menghambat arus lalu lintas," kata Novian, Minggu malam.

Novian kembali menerangkan, petugas saat ini masih melakukan pendataan terkait dampak bencana banjir limpasan tersebut, termasuk mendata jumlah kerugian materil.

Novian mengingatkan agar masyarakat ikut berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, serta tak membuang sampah ke sungai.

"Kami mengimbau agar warga tidak membuang sampah sembarangan apalagi membuang ke saluran air karena dapat mengakibatkan banjir," kata Novian.

Baca juga: Dampak Hujan Lebat, Belasan Rumah di Gunungguruh Sukabumi Diterjang Banjir

Sambung Novian, lokasi banjir selanjutnya yakni di Gang Djuli, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole. Satu rumah terendam banjir hingga masuk ke rumah warga.

Tinggi air mencapai 20 sentimeter. Banjir terjadi akibat saluran drainase tersumbat material sampah, batu dan tumpukan sedimen. Peristiwa banjir Gang Djuli terjadi secara bersamaan dengan banjir di Jalan Kabandungan.

"Penyebab melubernya air ke permukiman diduga karena intensitas hujan yang lebat, sehingga volume air tidak tertampung oleh saluran yang ada, dan ada sumbatan sedimen batu yang mengganggu aliran air."

"Kemudian, saat turun hujan deras aliran air tersebut tersumbat oleh sampah. Imbasnya air meluap dan merendam rumah warga dengan ketinggian rata-rata 20 cm. Untuk jumlah rumah yang terdampak di Gang Djuli masih dalam pendataan, namun tidak menimbulkan kerusakan dan korban luka apalagi jiwa," pungkas Novian.

Berita Terkini