INDONESIATREN.COM - Memasuki hari kedua pekan ini, 5 Desember 2023, perkembangan rupiah tidak menggembirakan. Rupiah bergerak lunglai.
Pada penutupan transaksi antar-bank, Selasa 5 Desember 2023 petang, rupiah tergelincir 42 poin. Efeknya, posisi rupiah menjadi Rp15.505 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini berarti, posisi rupiah terbaru itu lebih lemah daripada sebelumnya. Yakni Rp15.463 per dolar AS.
Kondisi yang sama juga terjadi pada sesi penutupan perdagangan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI).
Baca juga: Chery Punya Misi: Investasi Ratusan Miliar Rupiah dan Produksi EV Perdana di Indonesia
Berdasarkan penutupan perdagangan kurs JISDOR BI hari ini, rupiah terdegradasi menjadi Rp15.504 per dolar AS. Posisi itu lebih lemah 42 poin daripada sebelumnya, yaitu Rp15.446 per dolar AS.
Beberapa analis berpendapat, ada beberapa faktor yang menjadi sentimen negatif bagi rupiah.
Antara lain, sikap pasar yang menunggu putusan The Federal Reserve (The Fed) alias Bank Sentral AS menjelang agenda The Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan ini.
Prediksi para pelaku pasar berkenaan dengan FOMC 2023 yakni putusan The Federal Reserve yang tidak mengubah suku bunga acuannya, yaitu tetap pada posisi 5,25 persen-5,50 persen.
Baca juga: Sandiaga Uno: Ratusan Juta orang Bergerak pada Momen Natal-Tahun Baru 2023-2024
Selain itu, data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam pun menjadi perhatian serius para pelaku pasar. Perkiraannya, pada November 2023, rasio pengangguran AS tetap 3,9 persen.
Melihat hal-hal tersebut, proyeksinya, pergerakan rupiah pada pekan ini pada level Rp15.385-Rp15.585 per dolar AS. (*)