INDONESIATREN.COM - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dispreindag) Jawa Barat (Jabar) mengklaim harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) mengalami perubahan harga pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023-2024.
Kepala Disperindag Jabar, Noneng Komara Nengsih mengaku, setiap hari pihaknya selalu memantau perkembangan harga di 27 pasar yang ada di seluruh daerah. Hasil pantauan selama satu pekan ini akan dilaporkan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI.
"Setiap kabupaten/kota itu ada pasar pantauannya, dan setiap pekan dirapatkan oleh Kemendag," kata Noneng pada Selasa, 19 Desember 2023.
Namun, harga sejumlah komoditas seperti cabai, beras medium jenis IR 64/11, gula pasir, dan minyak goreng masih tergolong stabil tinggi.
Baca juga: Tiga Maskapai Terciduk Langgar Aturan Pemerintah, Jual Tiket Lebih Mahal daripada Batas Atas
Berdasarkan hasil pantauan Disperindag Jabar dari lima pasar rakyat di Kota Bandung, harga cabai dengan berbagai jenis cenderung naik turun atau fluktuasi.
Pada 18 Desember 2023, harga cabai merah keriting mencapai Rp80.000 per kilogram, cabai merah merah biasa Rp103.000 per kilogram, cabai rawit hijau Rp48.000 per kilogram, dan cabai rawit merah Rp102.000 per kilogram.
Sementara, 19 Desember 2023, harga cabai merah keriting mencapai Rp78.000 per kilogram, cabai merah merah biasa Rp101.000 per kilogram, cabai rawit hijau Rp50.000 per kilogram, dan cabai rawit merah Rp96.000 per kilogram.
"Ada beberapa yang stabil tinggi seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng tapi cabai sudah menurun walaupun masih tinggi," ujarnya.
Baca juga: Perkuat Sinergi, Bank BJB-PT Pos Makin Harminis Nih, Apa Saja Cakupannya?
Disperindag Jabar memprediksi harga cabai akan berangsur turun dalam waktu dekat ini. Sebab, terdapat informasi panen komoditas cabai pada pekan ini.
"Mudah-mudahan itu dapat menurunkan harga," ucapnya.
Selain itu, pemerintah kabupaten/kota melakukan subsidi untuk komoditas beras, minyak goreng, gula pasir, dan cabai. Sedangkan, Pemprov Jabar melakukan Optimalisasi Pusat Distribusi Provinsi untuk Pengendalian Inflasi (OPADI).
"Sekarang di Cirebon dan Tasikmalaya masih berlangsung dari pekan kemarin," kata dia menambahkan.
Baca juga: Geyser Cisolok Sukabumi, Tempat Air Panas Alami, Cuma Ada Dua di Dunia!
Noneng menambahkan, pada 2024 Disperindag Jabar akan memiliki Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) untuk tambahan data dari BPS. Sistem ini nantinya akan memperlihatkan data kenaikan yang terjadi secara terus-menerus di sejumlah tempat.
"Itu akan jadi warning untuk kami mengeluarkan subsidi guna mengintervensi harga tersebut. (Subsidi) untuk tahun depan (2024) yang teranggarkan di Rp15 miliar untuk satu tahun," kata dia menambahkan.(*)