INDONESIATREN.COM - Selama beberapa hari terakhir, perkembangan rupiah tidak menggembirakan. Faktanya, pagi ini, rupiah masih lesu. Mata uang Garuda ini bergerak negatif.
Pada pembukaan transaksi antar-bank, Kamis 21 Desember 2023, posisi rupiah menukik lagi. Kali ini, berada pada level Rp15.520 per dolar Amerika Serikat (AS).
Padahal, sebelumnya, posisi rupiah lebih baik sembilan poin daripada saat ini. Yaitu Rp15.511 per dolar AS.
Beberapa analis berpendapat, sikap wait and see pasar terhadap perkembangan suku bunga masih menjadi pemicu pergerakan negatif rupiah.
Baca juga: Jelang Nataru 2024, Harga Sejumlah Bahan Pokok di Pasar Tradisional Bandung Jadi Mahal
Hingga kini, pasar masih menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Satu di antara pembahasan RDG BI tersebut berkaitan dengan suku bunga acuan, BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Perkiraannya, RDG BI menghasilkan putusan krusial. Yakni tidak adanya perubahan suku bunga acuan, alias tetap pada level 6,0 persen.
Kemungkinan tidak berubahnya suku bunga acuan itu sebagai respon sikap The Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral AS, yang juga cenderung mempertahankan suku bunganya pada agenda Federal Open Market Committee (FOMC).
Melihat perkembangan tersebut, terproyeksi bahwa hari ini, pergerakan rupiah pada posisi Rp15.450-Rp15.550 per dolar AS. (*)