INDONESIATREN.COM - Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara (PTPN) Mohammad Abdul Ghani menceritakan pengalamannya dalam “menyelamatkan” perusahaan dari jurang kebangkrutan.
Sejak diangkat sebagai Dirut pada akhir 2019, ia dihadapkan pada berbagai situasi perusahaan yang genting, sehingga menuntutnya untuk berpikir keras mencari jalan keluar.
Hal itu ia sampaikan saat mengisi kuliah umum "BUMN Holding Summit 2023, Sektor Perkebunan" yang digelar Pusat Unggulan BUMN Center of Excellence Universitas Padjadjaran secara hybrid, Selasa, 14 November 2023.
"Kalau (dianalogikan) penyakit kanker, (kondisi perusahaan) itu sudah stadium empat, sudah masuk ruang ICU," ujar Ghani, seperti dikutip dari Kanal Media Unpad.
Baca juga: Guna Tingkatkan Literasi Keuangan Sejak Dini, DPLK BRI dan BRI MI Gekal Edukasi ke IPB University
Dikatakan sulit, karena perusahaan dihadapkan pada kewajiban pembayaran utang kepada bank hingga kewajiban pembayaran kepada rekanan.
Kendati dalam laporan keuangan, EBITDA PTPN mencetak laba Rp5 Triliun, pihaknya harus membayar utang kepada bank sampai Rp 16 Triliun.
Pria yang sudah mengabdi selama 38 tahun di PTPN kemudian ditantang oleh Menteri BUMN RI Erick Thohir untuk menyelesaikan persoalan tersebut tatkala ia diangkat menjadi Dirut. Dari tantangan tersebut, Ghani bergerak cepat melakukan transformasi di berbagai sektor.
Transformasi pertama ialah merestrukturisasi utang perbankan. “Kita lakukan perpanjangan tenor dan relaksasi bunga. Singkat cerita, yang penting perusahaan punya ‘uang’ buat bayar gaji, rekanan, mitra, hingga pemerintah,” jelasnya.
Baca juga: Viral! Universitas Gadjah Mada Kini Melarang Praktik Dosen Killer, Mahasiswa UGM Full Senyum
Langkah selanjutnya adalah merestrukturasi perusahaan. Di masa kepemimpinannya, Ghani memangkas jumlah pimpinan di anak perusahaan PTPN. Ada lebih dari 40 jabatan dihilangkan. Kemudian, tata kelola perusahaan diubah menjadi sentralisasi.
“Sebelumnya PTPN holding itu sebagai pemegang saham, sekarang merambah ke operasional. Saya ambil semua kewenangan,” kata Ghani.
Langkah ini mendapat dukungan, tidak hanya dari pimpinan Kementerian BUMN, pemegang saham, tetapi juga di sektor manajemen hingga serikat pekerja. Urusan tersebut berhasil barulah perbaikan di sektor lainnya dilakukan, seperti rekrutmen pegawai hingga pengadaan barang.
Ghani mengatakan, tidak sampai setahun melakukan perbaikan dan transformasi, PTPN kembali berhasil mencetak laba. “Alhamdulillah, tahun 2023 ini sudah mulai menunjukkan buahnya,” pungkasnya.
Selain menyampaikan kuliah umum, Ghani juga menandatangani Nota Kesepahaman dengan Unpad yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. Dr. Hendarmawan.