INDONESIATREN - Seiring dengan bergulirnya program dekarbonisasi oleh negara-negara dunia, pemerintah Indonesia pun sangat serius merealisasikan agenda tersebut.
Berbagai cara dilakukan pemerintah, yang mencanangkan program Net Zero Emision (NZE) di Indonesia tercapai pada 2060.
Satu di antara upaya-upaya pencapaian NZE 2060 tersebut yakni pemerintah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Mengutip beberapa sumber, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, pemerintah memang berniat membangun PLTN secara komersial. Targetnya, aktivasi PLTN secara komersial itu pada 2032.
Baca juga: Ini yang Jadi Dasar Keyakinan Bank Indonesia Soal Ekonomi Jabar
Jisman P. Hutajulu, Direktur Jenderal Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Langkah ini jadi salah satu bagian dari inisiatif transisi ke energi baru terbarukan (EBT), Jumat 17 November 2023, menyampaikan, pembangunan PLTN itu termasuk upaya pemerintah mengakselerasi agenda dekarbonisasi.
"Pembangunan PLTN, yang target kapasitasnya 9 GW (Giga Watt) pada 2060 itu tercantum pada draf RPP KEN (Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional)," ungkapnya.
Rohadi Awaludin, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, menambahkan, agar rencana pembangunan PLTN terealisasi pada 2030 dan aktif 2032, saat ini, pemerintah mengolah data.
Baca juga: Loker Terbaru, Es Teh Indonesia Butuh Karyawan Minimal Lulusan SMA, Ini Posisinya
Pengolahan data itu, ungkapnya, melibatkan pihaknya, Kementerian ESDM, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Dua skema disiapkan pemerintah, lanjutnya, dalam proyek PLTN itu. Yakni, sebutnya, berkapasitas kecil, yakni 100-200 Mega Watt (MW), yang pemanfaatannya bagi wilayah administratif berpopulasi sedikit.
"Lalu, berkapasitas besar, yaitu mencapai 1.000 MW untuk wilayah urban," sahutnya. (*)