INDONESIATREN - Banyak hal yang memengaruhi pergerakan ekonomi. Di antaranya, terjadinya krisis geopolitik, seperti kisruh Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel.
Efek negatif konflik geopolitik bagi ekonomi nasional, khususnya Jabar, diakui Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Jabar.
Pada Media Update 2023 di kawasan Jalan Ganesha Bandung, Erwin Gunawan Hutapea, Kepala BI KPw Jabar, mengiyakan, bahwa tidak hanya pergerakan positif ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berpengaruh negatif bagi Jabar, tetapi juga onflik geopolitik.
Terbukti, kata Erwin Gunawan Hutapea, perkembangan ekonomi Jabar pada triwulan III 2023 mengalami perlambatan apabila perbandingannya dengan triwulan II 2023, yakni pada posisi 4,57 persen.
Baca juga: Dahsyat, Pinjol Salurkan Kredit Belasan Triliun Bagi Jutaan Warga Jabar
"Sedangkan perkembangan ekonomi Jabar pada triwulan II 2023 yakni 5,25 persen," ungkapnya.
Kondisi itu terjadi karena pergerakan konsumsi masyarakat yang terkontraksi. Selain efek konflik geopolitik, lanjutnya, juga terimbas oleh fenomena El Nino, yang memicu inflasi pada sektor pangan.
Walau demikian, tegas Erwin Gunawan Hutapea, Bank Indonesia optimistis bahwa perekonomian Jabar pada triwulan IV 2023 kembali bergerak positif.
Baca juga: Seperti Ini Geliat Perbankan Syariah Jabar, Salurkan Pembiayaan Puluhan Triliun
Indikatornya, jelas dia, yakni perkembangan investasi, yang saat ini, mencapai 80 persen target.
Tidak itu saja, tuturnya, konsumsi masyarakat, satu di antaranya, pada sektor otomotif, cenderung menunjukkan geliatnya.
"Jadi, kami optimistis, bahwa hingga Desember 2023, perekonomian Jabar pada level 4,5-5 persen," ucapnya. (*)