Panbers

Industri Manufaktur Terdampak Perlambatan, DPMPTSP Jabar Bidik Hilirisasi Industri Hijau

Selasa, 9 Jan 2024 18:29
    Bagikan  
Industri Manufaktur Terdampak Perlambatan, DPMPTSP Jabar Bidik Hilirisasi Industri Hijau
Indonesia Tren/Reza Deny Rustama

Kepala DPMPTSP Jabar, Nining Yuliastiani saat memaparkan potensi industri hijau yang bergerak di sektor agribisnis di Gedung Sate, Kota Bandung pada Selasa, 9 Januari 2024.

INDONESIATREN.COM - Kondisi perlambatan ekonomi global hingga saat ini masih berlangsung. Hal itu tentunya berdampak pada industri di Jawa Barat (Jabar) yang sebagian besar di bidang manufaktur atau ekspor produk ke luar negeri.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Nining Yuliastiani mengatakan, setidaknya ada 42 persen industri manufaktur pengolahan di Jabar yang terdampak perlambatan ekonomi.

"Posisi kita ekspor dan industri kita 42 persen itu dari manufaktur pengolahan yang rentan (terdampak perlambatan ekonomi) karena orientasinya banyak ke ekspor," kata Nining setelah kegiatan Berwara Jawa Barat (Beja) di Gedung Sate, Kota Bandung pada Selasa, 9 Januari 2024.

Menurutnya, industri di Jabar harus diversifikasi menuju renewable energy industry atau industri hijau yang ramah lingkungan. Industri hijau ini bisa berdesarkan penerapan hilirisasi industri di sektor perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan kelautan.

Baca juga: Tangis Perempuan Pendukung Prabowo Subianto Viral, Tak Terima Capresnya Dijatuhkan Anies Baswedan saat Debat

"Seperti industri garam. Kemudian, kita hilirisasinya untuk yang dari hulu ke hilir itu kita yang renewable. Kecuali, hilirisasi yang sifatnya end product (produk akhir). Misalkan seperti EV (electric vehicle), kita enggak punya raw material (bahan mentah), adanya di Sulawesi, Papua, dan Maluku," tuturnya.

Meski begitu, Jabar masih bisa menangkap peluang hilirisasi yang bersifat produksi akhir. Misalkan, industri pengolahan baterai untuk kendaraan listrik.

"Saat pembuatan battery pack atau membangun industri kendaraan listriknya, itu kami arahkan di Jabar karena ekosistemnya sudah terbangun di kita," ujarnya.

Nining menambahkan, hilirisasi industri hijau di sektor agribisnis ini diminati investor, terutama dari Timur Tengah dan Tiongkok. Mereka begitu antusias untuk mengembangkan industri agribisnis karena Jabar memiliki potensi yang besar.

Baca juga: 144 Kecamatan Tak Punya SMA/SMK Negeri, Pemprov Jabar Bakal Kebut Pembangunan Sekolah selama Lima Tahun

"Mereka melihat potensi adanya krisis pangan ke depannya. Ekspor kita ke Tiongkok juga salah satu di antaranya berkaitan dengan pangan, mereka sudah melihat itu termasuk yang di Timur Tengah," kata dia menambahkan.(*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News