INDONESIATREN.COM - Apa yang menjadi kekhawatiran publik Indonesia berkenaan dengan perkembangan rupiah, seiring dengan terbitnya data inflasi Amerika Serikat (AS), yakni mengalami pergerakan negatif, menjadi kenyataan.
Pagi ini, setelah AS menerbitkan data inflasi, rupiah bergerak lunglai. Pada pembukaan transaksi antar-bank, Jumat 12 Januari 2024, rupiah terkoreksi menjadi Rp15.563 per dolar AS.
Posisi rupiah tersebut 14 poin lebih lemah daripada sebelumnya. Kemarin, posisi rupiah lebih perkasa, yaitu Rp15.549 per dolar AS.
Prediksinya, posisi pergerakan pada hari ini berada pada level Rp15.500 per dolar AS-Rp15.600 per dolar AS.
Baca juga: Catat, Aturan Baru Bagi Asuransi Berlaku, Seperti Apa Isinya? Begini Penjelasan OJK
Beberapa analis menyatakan, data inflasi AS berada pada level 3,4 persen secara tahunan, lebih besar daripada kondisi lima bulan terakhir, yaitu 3,1 persen.
Semula, pasar memprediksi inflasi Negeri Paman Sam itu 3,2 persen. Dasarnya, harga komoditas energi yang bergerak negatif. Yang terjadi, justru inflasi AS tidak sesuai ekspektasi.
Walau demikian, para pelaku pasar tetap berekspektasi, bahwa pada paruh perdana 2024, The Federal Reserve (The Fed) alias Bank Sentral AS mengurangi suku bunga acuannya. (*)