INDONESIATREN.COM - Sebagai korporasi perbankan berlabel Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk (Perseroda) alias bank bjb berkomitmen kuat untuk terus berkontribusi besar pada perekonomian.
Satu bentuknya, melalui pembagian dividen atau keuntungan kepada para pemilik saham, yang mayoritas dimiliki Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
Kepada Media, pada Public Expose belum lama ini, Yuddy Renaldi, Direktur Utama bank bjb, menyatakan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan menjadi kunci nominal pembagian dividen Bank bjb Tahun Buku 2023.
Rencananya, kata Yuddy Renaldi, pihaknya menggelar RUPS Tahunan pada Maret-April 2024 .
Baca juga: Toyota Serius Garap Pasar Kendaraan Elektrik, Varian Ini yang Jadi Fokus
Lalu berapa nominal dividen bank bjb Tahun Buku 2023 yang pembagiannya pada 2024?
Berdasarkan histori, ungkap dia, seriap tahunnya, pihaknya membagikan dividen sekitat 49-60 persen nilai laba bersih.
Pada Tahun Buku 2022, sebutnya, nominal pembagian dividen yakni Rp1,1 triliun atau setara 49,47 persen laba bersih yang angkanya Rp 2,24 triliun.
Pada Tahun Buku 2021, imbuhnya, perbankan yang berkantor pusat di Jalan Naripan Bandung ini membagikan dividen bernilai Rp1,04 triliun.
Baca juga: OJK Ungkap Soal Kelompok Usaha Bank, Ternyata Tidak Hanya BJB, Bank Mana Saja Ya?
Nominal itu, kata Yuddy Renaldi, setara 51,77 persen laba bersih bernilai Rp2,01 triliun.
Pihaknya, ucapnya, optimistis bahwa performa dan kinerja perbankan berpelat merah ini selama 2023 tetap positif.
Hal itu beber dia tersirat pada pencapaian hingga September 2023. Antara lain, penyaluran kredit yang hingga triwulan III 2023 bernilai Rp124,9 triliun atau menggeliat 10,2 persen secara tahunan.
Moncernya penyaluran kredit itu, tuturnya, diimbangi rasio Non-Performing Loan (NPL) yang pada psoso sehat, yakni 1,26 persen plus coverage ratio 114,7 persen.
Baca juga: Sempurnakan Pelayanan, bank bjb-Tirta Darma Ayu-RSUD Indramayu Bergandengan Tangan
Indikator berikutnya, ungkapnya, yakni perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK). Secara kumulatif, hingga September 2023, total nilai DPK yakni Rp130,9 triliun.
"Perkembangan aset pun, imbuhnya, juga merupakan indikator pergerakan positif. Secara tahunan, pada September 2023, pihaknya mencatat nilai aset menggeliat 5,3 persen atau pada level Rp179,3 trilliun. (*)