INDONESIATREN - Sebagai korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pangan, Perusahaan Umum Badan Urusan Logitsik (Perum Bulog) sangat berkepentingan untuk memperkuat stabilitas pangan, baik stok maupun harga jualnya, termasuk beras.
Karena itu, Perum Bulog terus melakukan beragam cara agar stabilitas pangan, khususnya, komoditas beras, benar-benar terwujud demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
Caranya, menunaikan tugas yang diinstruksikan pemerintah, yakni impor beras. Berdasarkan kontrak, Perum Bulog mengimpor sebanyak 1 juta ton beras tambahan, yang merupakan penugasan pemerintah.
Agar impor beras menuai hasil optimal yakni terpenuhinya kebutuhan masyarakat dan stabilnya harga jual, sekaligus terakselerasi, Perum Bulog menambah pelabuhan importasi beras.
Baca juga: Awas, Ada Penipuan Tiket Whoosh, Ini Imbauan KCIC kepada Masyarakat
Mengutip bulog.co.id, Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog, mengemukakan, pihaknya terus berkoordinasi dan memperoleh dukungan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) (Persero).
Teknisnya, jelas Buwas, sapaan akrabnya, PT Pelindo (Persero) mengaktifkan tiga shift proses bongkar-muat beras impor dalam kurun waktu 24 jam.
"Hal itu untuk mempercepat proses bongkar-muat beras impor," jelas mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu.
Upaya lainnya, ungkap dia, Di samping itu Bulog menambah pelabuhan importasi beras.
Baca juga: Kendalikan Harga Beras Premium, Bulog Lakukan Hak Ini, Seperti Apa Caranya?
Berdasarkan penambahan itu, sebutnya, kini, ada 28 pelabuhan penerima beras impor. Sebelumnya, tukas dia, sebanyak 17 pelabuhan.
Pada sisi lain, Buwas menyatakan, seiring dengan importasi beras, ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang pihaknya kelola dalam kondisi yang sangat aman.
Volumenya, sahut dia, bisa memenuhi kebutuhan beras masyarakat hingga 2024.
Saat ini, sebutnya, pihaknya memiliki stok beras sebanyak 1,3 juta ton. Adanya beras impor, jelas dia, tentunya, stok beras pun bertambah. (*)