INDONESIATREN.COM - Dampak pemanasan global semakin terasa. Gletser Greenland, yang terletak di Antartika kini mencair lebih cepat lima kali lipat dibandingkan 20 tahun terakhir.
Belum lama ini, para ilmuwan dari University of Copenhagen mengungkapkan, pemanasan global ini yang memicu mencairnya Gletser di Greenland.
Mencairnya es Greenland menjadi perhatian khusus, sebab lapisan es purba menyimpan cukup air untuk menaikkan permukaan laut setinggi 20 kaki (6 meter) jika mencair seluruhnya.
Dikutip dari Reuters, Anders Anker Bjork, asisten profesor di departemen geosains dan manajemen sumber daya alam di University of Copenhagen, mengatakan sebuah studi terhadap seribu gletser di wilayah tersebut menunjukkan bahwa laju pencairan telah memasuki fase baru selama dua dekade terakhir.
Bjork mengatakan, "Ada korelasi yang sangat jelas antara perubahan yang kita amati pada seberapa cepat gletser mencair dan suhu yang kita alami di planet ini."
Baca juga: Pemantau Iklim Catat Oktober 2023 Adalah Rekor Suhu Terpanas Sepanjang Sejarah
Mencairnya Gletser setiap tahunnya rata-rata berkurang sebanyak 25 meter. Dibandingkan dengan sekitar dua dekade yang lalu Gletser mencair hanya lima sampai enam meter.
Para ilmuwan sampai pada kesimpulan ini setelah mempelajari perkembangan gletser selama 130 tahun melalui 200.000 foto dan gambar satelit.
Terakhir karena suhu global telah naik hampir 1,2 derajat Celcius (2,2 derajat Fahrenheit) di atas suhu pra-industri.
Pada awal bulan ini, para ilmuwan dari Uni Eropa mengatakan bahwa tahun 2023 "hampir pasti" akan menjadi tahun terpanas dalam 125.000 tahun.
Menurut Jorgen Eivind Olesen, Direktur Institut Iklim di Universitas Aarhus, menurunkan suhu akan membutuhkan upaya global untuk mengurangi jumlah gas rumah kaca yang ada di atmosfer.
"Saya yakin kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi gletser yang terus mencair dengan kecepatan yang semakin meningkat," kata Olesen.
Saat ini Gletser di Greenland selalu menjadi tolak ukur yang digunakan untuk melihat dampak perubahan iklim di dunia yang terjadi.
"Jika kita mulai melihat gletser kehilangan massa beberapa kali lebih cepat dibandingkan dengan abad yang lalu, hal ini dapat membuat kita menduga bahwa lapisan es akan mengikuti jalur yang sama hanya saja dalam skala waktu yang lebih lambat dan lebih lama," ujar William Colgan, peneliti senior dari Geological Survey of Denmark and Greenland (GEUS).
Secara keseluruhan, hilangnya es di Greenland menyebabkan sekitar 17 persen kenaikan permukaan laut global pada tahun 2006 dan 2018.
Sedangkan di Greeland memiliki sekitar 22.000 gletser yang menyumbang 21 persen kenaikan permukaan laut.