INDONESIATREN.COM - Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf. Penderita ADHD seringkali mengalami kesulitan fokus dalam memusatkan perhatian, sulit mengendalikan perilaku impulsif, atau menjadi terlalu aktif.
ADHD paling umum pertama kali didiagnosis pada usia anak-anak dan sering kali berlanjut hingga dewasa. Meski tak sedikit juga yang baru mengalami di usia remaja, maupun dewasa.
Meskipun ADHD tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat dikelola dengan sukses dan beberapa gejala dapat membaik seiring bertambahnya usia.
Baca juga: Kerap Jadikan Anak sebagai Konten, Bobon Santoso Singgung Jess No Limit: Gak Ada Isinya!
Dinukil dari laman Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, berikut cara mengenali tanda, gejala, penyebab, hingga cara perawatannya.
Tanda dan gejala
Wajar jika anak mengalami kesulitan fokus dan berperilaku pada satu waktu atau lainnya. Namun, anak-anak dengan ADHD tidak tumbuh begitu saja dari perilaku tersebut.
Gejalanya berlanjut, bisa parah, dan bisa menyebabkan kesulitan saat belajar di sekolah, saat di rumah, atau ketika sedang bergaul bersama teman.
Seorang anak dengan ADHD mungkin banyak melamun, sering lupa atau kehilangan banyak hal, menggeliat atau gelisah, berbicara terlalu banyak, hingga membuat kesalahan yang ceroboh atau mengambil risiko yang tidak perlu.
Anak dengan ADHD juga cenderung sulit menahan godaan, kesulitan mengambil giliran, hingga mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain.
Baca juga: Apa Itu Mycoplasma Pneumoniae? Kenali Ciri dan Pencegahannya agar Tak Memburuk
Penyebab
Para ilmuwan sedang mempelajari penyebab dan faktor risiko dalam upaya menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola dan mengurangi kemungkinan seseorang menderita ADHD.
Penyebab dan faktor risiko ADHD tidak diketahui, namun penelitian saat ini menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting. Penelitian terbaru menghubungkan faktor genetik dengan ADHD.
Selain genetika, para ilmuwan sedang mempelajari kemungkinan penyebab dan faktor risiko lainnya, termasuk kerusakan otak, paparan terhadap risiko lingkungan selama kehamilan atau pada usia muda, penggunaan alkohol dan tembakau selama kehamilan, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah
Penelitian tidak mendukung pandangan umum bahwa ADHD disebabkan oleh terlalu banyak makan gula, terlalu banyak menonton televisi, pola asuh orang tua, atau faktor sosial dan lingkungan seperti kemiskinan atau kekacauan keluarga.
Baca juga: Anak Mimisan? Jangan Panik, Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya
Tentu saja, banyak hal, termasuk hal-hal berikut ini, yang dapat memperburuk gejala, terutama pada orang-orang tertentu. Namun bukti yang ada tidak cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa hal tersebut adalah penyebab utama ADHD.
Diagnosa
Memutuskan apakah seorang anak menderita ADHD merupakan proses yang melalui beberapa langkah. Tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis ADHD, dan banyak masalah lain, seperti kecemasan, depresi, masalah tidur, dan jenis ketidakmampuan belajar tertentu, dapat memiliki gejala serupa.
Salah satu langkah prosesnya adalah menjalani pemeriksaan medis, termasuk tes pendengaran dan penglihatan, untuk menyingkirkan masalah lain yang memiliki gejala seperti ADHD.
Mendiagnosis ADHD biasanya mencakup daftar periksa untuk menilai gejala ADHD dan mengambil riwayat anak dari orang tua, guru, dan terkadang, anak tersebut.
Perawatan
Dalam kebanyakan kasus, ADHD paling baik diobati dengan kombinasi terapi perilaku dan pengobatan.
Untuk anak usia prasekolah (4-5 tahun) dengan ADHD, terapi perilaku, khususnya pelatihan untuk orang tua, direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama sebelum pengobatan dicoba.
Apa yang terbaik bergantung pada anak dan keluarga. Rencana pengobatan yang baik akan mencakup pemantauan ketat, tindak lanjut, dan membuat perubahan, jika diperlukan, sepanjang proses.
Mengelola Gejala: Tetap Sehat
Menjadi sehat penting bagi semua anak dan khususnya penting bagi anak-anak dengan ADHD. Selain terapi perilaku dan pengobatan, menjalani gaya hidup sehat dapat memudahkan anak Anda menghadapi gejala ADHD.
Berikut beberapa perilaku sehat yang mungkin bisa membantu:
- Mengembangkan kebiasaan makan yang sehat seperti banyak makan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian serta memilih sumber protein tanpa lemak
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik sehari-hari berdasarkan usia
- Membatasi jumlah waktu pemakaian perangkat sehari-hari dari TV, komputer, telepon, dan barang elektronik lainnya
- Mendapatkan jumlah tidur yang disarankan setiap malam berdasarkan usia