Panbers

Perubahan Hormon Setelah Melahirkan Picu Keharmonisan Rumah Tangga, Ini Cara Mengatasinya

Gres
Kamis, 9 Nov 2023 06:00
    Bagikan  
Perubahan Hormon Setelah Melahirkan Picu Keharmonisan Rumah Tangga, Ini Cara Mengatasinya
Freepik/jcomp

Ilustrasi pasutri.

INDONESIATREN.COM - Pasca kehamilan dan persalinan akan memiliki pengaruh bagi sang Ibu. Diantaranya terlihat dari perubahan bentuk tubuh.

Bagi pasangan suami istri (pasutri) baru, masa ini adalah masa sibuk karena baru melahirkan sang buah hati dan tentu diperlukan adaptasi bagi sang Ibu.

Dikutip dari healthline, perubahan hormonal pasca melahirkan dapat membuat jaringan organ vital sang ibu menjadi lebih tipis dan sensitif. 

Singkatnya, tubuh wanita membutuhkan waktu istirahat pasca melahirkan. Meski tidak ada batasan waktu pasti yang menyebutkan berapa lama alangkah baiknya tidak melakukan sesuatu yang memiliki risiko.

Baca juga: Membantu Pencernaan Hingga Hilangkan Jerawat, Berikut Lima Manfaat Jus Seledri Bagi Kesehatan Tubuh

Namun, menurut sebagian besar dokter menyarankan wanita menunggu empat hingga enam minggu setelah melahirkan normal.

Lalu, setelah dokter memberi izin, pasutri mungkin masih perlu pemulihan. Selain pemulihan fisik, juga ada penyesuaian diri dengan anggota keluarga baru, kurang tidur, dan perubahan dalam rutinitas.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 menemukan bahwa 83 persen wanita mengalami masalah pada tiga bulan pertama setelah persalinan pertama mereka.

Baca juga: Sayangi Tubuhmu, Ketahui Dampak Negatif Terlalu Sering Makan Larut Malam

Namun, angka tersebut terus menurun seiring dengan bertambahnya bulan pasca-kehamilan.

Masalah yang paling umum terjadi setelah melahirkan antara lain:
- Kekeringan organ vital
- Jaringan organ vital yang tipis
- Hilangnya elastisitas pada jaringan organ vital
- Robekan perineum atau episiotomi
- Pendarahan
- Rasa sakit
- Otot yang kendur
- Kelelahan

Hormon memainkan peran besar dalam pemulihan pascapersalinan dan kembalinya ke aktivitas seksual yang normal.

Baca juga: Perbedaan Power Steering Hidrolik dan Elektrik, Mana yang Lebih Nyaman?

Pada hari-hari setelah melahirkan, estrogen turun ke tingkat sebelum kehamilan. Jika menyusui, kadar estrogen dapat turun di bawah kadar sebelum kehamilan.

Estrogen membantu memasok pelumasan organ vital alami, sehingga kadar hormon yang rendah meningkatkan kemungkinan kekeringan pada organ vital. Jaringan yang kering dapat menyebabkan iritasi, bahkan pendarahan, hal ini meningkatkan risiko infeksi.

Melahirkan normal dapat meregangkan otot-otot saluran organ vital untuk sementara waktu. Otot-otot ini memerlukan waktu untuk memulihkan kekuatan dan kestabilannya.

Baca juga: Minimarket di Sukabumi Dibobol Maling, Rokok dan Pakaian Dalam Digasak

Persalinan sesar juga dapat mempengaruhi. Masalah hormonal yang sama dapat membuat jaringan organ vital menjadi kering dan tipis. 

Efek Kehamilan dan Persalinan

Hormon estrogen dan progesteron sangat penting untuk perkembangan bayi yang sehat selama kehamilan.

Kadar hormon-hormon ini sangat tinggi selama kehamilan. Setelah bayi lahir, kadar hormon ini akan menurun drastis, kembali ke tingkat sebelum kehamilan.

Baca juga: Taylor Swift: The Eras Tour Sudah Tayang di Bioskop, Ini Bocoran Setlist-nya Buat Swifties

Ketika menggabungkan perubahan hormon dengan kelelahan menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir, pasutri mungkin akan merasakan hal yang berbeda dari sebelumnya.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News