INDONESIATREN.COM - Polusi udara merupakan penyebab utama beberapa penyakit dan bahkan kematian dini. Kini, sebuah penelitian menemukan bahwa paparan polusi udara dalam jangka pendek pun dapat meningkatkan risiko stroke.
Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, menemukan bahwa orang yang terpapar berbagai jenis polutan udara gas dan partikulat dengan konsentrasi lebih tinggi memiliki risiko lebih tinggi menderita stroke iskemik. Di sini, para peneliti mendefinisikan paparan jangka pendek terjadi dalam lima hari sebelum stroke.
Dilansir dari Medical Daily, para peneliti menemukan bahwa konsentrasi nitrogen dioksida yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan risiko stroke sebesar 28 persen.
Sementara kadar ozon yang tinggi menunjukkan peningkatan risiko stroke sebesar 5 persen. Karbon monoksida dikaitkan dengan peningkatan sebesar 26 persen, dan sulfur dioksida sebesar 15 persen.
Selain itu, peningkatan konsentrasi PM1 (partikel dengan diameter kurang dari 1 mikron) dikaitkan dengan risiko stroke sebesar 9 persen lebih tinggi, sedangkan PM2.5 (partikel halus dari sumber seperti knalpot kendaraan dan emisi industri) menunjukkan peningkatan sebesar 15 persen, dan PM10 (yang mencakup partikel yang lebih besar seperti debu jalan dan puing-puing konstruksi) menunjukkan peningkatan risiko stroke sebesar 14 persen.
Tingkat polusi udara yang lebih tinggi juga berkorelasi dengan peningkatan risiko kematian akibat stroke. Nitrogen dioksida menyebabkan peningkatan risiko kematian terkait stroke sebesar 33 persen, sementara sulfur dioksida menunjukkan peningkatan substansial sebesar 60 persen.
Selain itu, PM2.5 dikaitkan dengan risiko 9 persen lebih tinggi, dan PM10 menunjukkan peningkatan risiko kematian terkait stroke sebesar 2 persen.
Meta-analisis ini melibatkan tinjauan terhadap 110 penelitian, termasuk lebih dari 18 juta kasus stroke, dengan para peneliti memeriksa polutan seperti nitrogen dioksida, ozon, karbon monoksida, dan sulfur dioksida.
Baca juga: Buruknya Polusi Udara di Ibu Kota India, 50 Persen Pekerja Terancam Kena Dampak
Temuan-temuan ini menyoroti pentingnya mengatasi dampak langsung faktor lingkungan terhadap kesehatan masyarakat.
"Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara paparan polusi udara dalam jangka panjang dan peningkatan risiko stroke. Namun, korelasi antara paparan polusi udara dalam jangka pendek dan stroke masih kurang jelas," kata Ahmad Toubasi, penulis studi tersebut, seperti dilansir News Medical.
"Untuk penelitian kami, alih-alih melihat paparan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, kami hanya melihat lima hari dan menemukan hubungan antara paparan jangka pendek terhadap polusi udara dan peningkatan risiko stroke," tambahnya.
“Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara polusi udara dan terjadinya stroke serta kematian akibat stroke dalam waktu lima hari setelah terpapar.”
Para penulis studi tersebut menyarankan bahwa peningkatan upaya global untuk menciptakan kebijakan yang mengurangi polusi udara dapat membantu mengurangi jumlah stroke dan konsekuensinya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, setiap tahun, sekitar 15 juta orang di seluruh dunia menderita stroke, yang mengakibatkan lima juta kematian setiap tahunnya.