INDONESIATREN.COM - Setiap 9 Desember, berlangsung peringatan Hari Antikorupsi Sedunia. Peringatan ini menjadi sebuah momentum untuk mengevaluasi dan berkolaborasi antarsesama untuk menghadapi ancaman korupsi.
Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia juga mengambil langkah-langkah konkret, untuk mengatasi korupsi yang merugikan negara dan menggerus kepercayaan publik terhadap pemerintah serta lembaga negara.
Selain itu, lembaga yang bertanggung jawab untuk memerangi korupsi di Indonesia, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tahun ini akan menggelar peringatan Hakordia dengan beberapa kegiatan.
Di sisi lain, ada juga sifat moral yang ditunjukkan dengan kejujuran, etika, dan perilaku yang baik dalam setiap aspek kehidupan, yakni Integritas. Integritas adalah prinsip anti-korupsi yang sangat penting untuk mencegah dan mengurangi korupsi.
Baca juga: Indonesia Alami Lonjakan Kasus Covid-19, Ini 5 Gejala Subvarian Eris EG.5
Melansir dari Pusat Edukasi Antikorupsi, berikut sembilan nilai antikorupsi yang sudah dirangkum oleh Indonesia Tren untuk Anda.
1. Jujur
Jujur adalah sikap yang tulus, jujur, tidak berbohong, dan tidak curang.
Jika seseorang benar-benar jujur, mereka tidak akan pernah korupsi, karena mereka menyadari bahwa korupsi sama dengan kebohongan dan kejahatan.
Selain itu, orang yang benar-benar jujur akan selalu berpegang pada prinsip yang dianggapnya paling tepat.
2. Tanggung Jawab
Orang yang bertanggung jawab tidak hanya berani mengakui kesalahan yang telah mereka lakukan, tetapi mereka juga amanah dan dapat diandalkan.
Baca juga: Ini 5 Manfaat Cengkeh yang Berdampak Baik untuk Tubuh Anda, Bisa Meredakan Sakit Gigi?
Seseorang yang bertanggung jawab akan memenuhi tugas yang diberikan kepadanya. Orang yang bertanggung jawab tidak akan korup karena mereka percaya bahwa tindakan buruk mereka akan dibayar dengan setimpal.
3. Disiplin
Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu. Sikap mental ini perlu dilatih agar segala perbuatannya sesuai dengan aturan yang ada.
Salah satu faktor penting dalam pembentukan disiplin adalah komitmen, yang merupakan sikap mental seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang telah ditetapkan dan dibentuk melalui pembiasaan.
Sangat penting bagi seorang pemimpin untuk disiplin karena tindakannya akan dicontoh oleh anak buahnya. Jika mereka tidak disiplin, perilaku buruk akan menyebar ke orang-orang di sekitar mereka.
4. Mandiri
Mandiri, menurut KBBI, berarti keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Mereka yang mandiri pasti berani menjaga dan menata diri mereka sendiri serta terus berusaha untuk menjadi orang yang terpuji.
5. Kerja Keras
Kerja keras adalah ketika seseorang melakukan sesuatu dengan penuh semangat, tidak pernah berhenti untuk mencapai tujuan, dan selalu mengutamakan kepuasan hasil.
Mereka kadang-kadang tidak tahu waktu, jarak, atau kesulitan karena mereka dapat memanfaatkan waktu dengan optimal.
6. Sederhana
Kesederhanaan berbeda dengan kemiskinan karena kesederhanaan adalah pilihan untuk menjalani hidup dengan fokus pada apa yang benar-benar berarti. Orang yang sederhana, akan membebaskan dirinya dari ikatan yang tidak penting.
7. Berani
Berani adalah ketika seseorang tidak takut menghadapi bahaya atau kesulitan. Orang yang berani, pasti memiliki hati yang teguh dan rasa percaya diri yang kuat karena mereka tidak akan mundur dan tidak akan gentar.
8. Peduli
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "peduli" berarti mengindahkan, memperhatikan, dan menghiraukan. Oleh karena itu, kepedulian berarti sikap memperhatikan keadaan sekitar dan orang lain.
Ada juga yang mengatakan bahwa kepedulian adalah sikap keberpihakan kita untuk berpartisipasi dalam masalah, situasi, atau keadaan di sekitar kita.
9. Adil
Seseorang yang adil selalu bersikap tidak bias dan hanya memihak kepada kebenaran, serta bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa, atau agama.
Baca juga: Pemerintah Berencana Bangun Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo Bandung, KCIC Buka Suara
Oleh karena itu, penilaian, kesaksian, dan keputusan hukum harus didasarkan pada kebenaran, termasuk diri sendiri. Pada akhirnya, perspektif ini akan membantu mencegah konflik kepentingan, yang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan korupsi.
Jadi, satu cara penting untuk mendukung upaya anti-korupsi adalah menginternalisasi prinsip-prinsip integritas ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka yang memiliki prinsip integritas yang kuat cenderung lebih baik dalam mencegah dan mengatasi korupsi.(*)