Panbers

Titimangsa Hadirkan Pagelaran Seni Tradisi Sunda 'Sukabumi 1980', Happy Salma dan Ariel Tatum Jadi Penampil

Senin, 11 Dec 2023 16:25
    Bagikan  
Titimangsa Hadirkan Pagelaran Seni Tradisi Sunda 'Sukabumi 1980', Happy Salma dan Ariel Tatum Jadi Penampil
Istimewa/Bakti Budaya Djarum Foundation

Ariel Tatum dan Happy Salma yang merupakan pendiri Titimangsa tengah menari di pagelaran seni Sukabumi 1980.

INDONESIATREN.COM - 'Sukabumi 1980' terpilih menjadi tajuk pagelaran seni Lestari Tradisi yang diselenggarakan oleh Titimangsa dan Bakti Budaya Djarum Foundation.

Pagelaran seni yang mengangkat kebudayaan Sunda ini berlangsung di Selabintana Conference Resort, Kabupaten Sukabumi, Jumat, 8 Desember 2023, sore.

'Sukabumi 1980' bukanlah hanya tajuk semata untuk penyelenggaran pagelaran seni ini. Di daerah yang berada di tanah Priangan Barat, ini berbagai bentuk seni dan budaya Sunda terawat.

Bukan tanpa sebab, merawat seni dan budaya merupakan penghormatan atas keagundan dan karunia alam semesta.

Baca juga: Berudu Kodok Merah Tambah Keanekaragaman Hayati Hutan Selabintana Sukabumi

Di Sukabuumi, terhampar kehidupan dengan alam kesejukan di mana kebun-kebun teh dan karet yang masyhur digarap sejak dahulu kala.

Lalu Sukabumi pun tumbuh sebagai peradaban yang maju, dibangunnya rel-rel jalan kereta dan stasiun yang menghubungkan kota ke ibukota.

Sukabumi pun ikut merawat budayanya dengan melestarikan seni tradisional Sunda. Kehalusan budi yang terkandung pada nilai-nilai yang terus dipelihara, terhimpun dalam kawih, pupuh, tari, bobodoran, ngibing dan ekspresi seni lainnya.

Kemeriahan di pagelaran seni Sukabumi 1980 di Selabintana Confence Center, Sukabumi.(Bakti Budaya Djarum Foundation)

Sukabumi di era 1980 adalah masa jaya segala budaya terangkum dan pernah dirayakan. Di mana peradaban masyarakatnya tercerminkan dalam pola dan perilaku hidup berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Uwa Mahfud: Sapaan Baru Mahfud MD, Disematkan Budayawan dan Seniman Bandung

Menurut Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, pagelaran Seni "Sukabumi 1980" ini tidak hanya tentang memperkenalkan sejarah pertunjukan kebudayaan Sunda pada 43 tahun yang lalu, tapi juga sebagai upaya untuk merawat dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang mungkin pernah terlupakan.

Terselenggaranya kegiatan ini membuktikan bahwa sebuah acara seni yang tidak harus berfokus di kota besar, namun acara berkualitas dengan konsep sederhana ditambah narasi yang kuat dapat diwujudkan di mana pun.

"Dengan menyajikan acara yang memadukan tradisi dan inovasi, kami berharap acara ini menginspirasi masyarakat di daerah lain untuk melakukan hal serupa, dengan demikian komunitas seni termotivasi untuk terus berkarya melestarikan seni tradisi di tengah kehidupan modern dan semangat kecintaan akan budaya semakin menyebar di masyarakat," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima redaksi Indonesia Tren, pada Senin, 11 Desmeber 2023.

Menurut Renitasari, "Sukabumi 1980" adalah sebuah rangkaian pagelaran seni tradisi yang berasal dari Sunda.

Baca juga: Museum Tionghoa Soekaboemi, Paduan Bingkai Sejarah dan Nilai-nilai Keberagaman (Bagian 1)

Dengan mengambil latar tempat di Sukabumi, penonton diajak untuk mengingat kembali suasana Sukabumi di tahun 1980-an ketika diselenggarakannya pentas seni rakyat di tengah-tengah masyarakat setempat.

Pagelaran ini menghadirkan seni tari, musik karawitan, dan sinden, yang dipandu oleh Merwan Meryaman dan Jeni Aripin, serta dibawakan oleh seniman asli setempat dari Sanggar Seni Gapura Emas, Sanggar Gumintang.

Dona Agnesia ikut andil dalam pagelaran seni Sukabumi 1980.(Bakti Budaya Djarum Foundation)

Pun juga penampilan khusus oleh Ariel Tatum, Dewi Gita, Donna Agnesia, Kiara Anjar Candrakirana, dan Happy Salma.

Happy Salma selaku produser, penampil sekaligus pendiri Titimangsa, mengatakan Sukabumi menjadi tempat yang memiliki ikatan emosional tersendiri bagi dirinya.

Sebab, kota tersebut menjadi kota di mana dirinya lahir dan tumbuh. Di era 1980-an, Sukabumi menjadi satu di antara kota di Jawa Barat yang akrab dengan kesenian tradisional.

"Beragam kesenian dan kebudayaan Sunda seperti degung, pencak silat, tari Jaipong, dan berbagai kesenian khas Sunda lainnya dapat ditemukan dalam berbagai kegiatan masyarakat seperti di sekolah, upacara peresmian dan hajatan. Setelah pindah dan tinggal di kota lain, muncul sebuah kerinduan dengan kota yang menjadi akar dari kehidupan saya," kata dia.

Berangkat dari kerinduan tersebut, Happy bersama Bakti Budaya Djarum Foundation berkolaborasi dalam menghadirkan kembali Pagelaran Seni Tradisi ‘Sukabumi 1980’.

"Semoga kegiatan ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat,” kata dia.

Berdasarkan kesaksian dari para seniman yang menekuni tradisi dan kebudayaan Sunda, Sukabumi di era 1980-an sangat dekat dan dihargai oleh masyarakat.

Di era tersebut, banyak paguron-paguron atau perguruan pencak silat yang kemudian dikreasikan dengan ibingan, estetika gerak tubuh, musik kendang pencak, kempul, terompet, menjadi kreasi Tari Jaipongan yang populer hingga mancanegara.

Tetapi, sejak tahun 2000-an mulai menurun, karena pengaruh musikalitas luar dengan gaya modern, sehingga gamelan yang lengkap jarang sekali dibawa tampil. Kebanyakan elemen tradisi hanya digunakan sebatas memberikan kesan etnik.

Sementara itu, Ariel Tatum sebagai penampil dalam pementasan tersebut mengaku dalam beberapa tahun terakhir, dirinya semakin sadar memiliki minat yang tinggi dengan tradisi dan kebudayaa Indonesia yang sudah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur.

"Selain mengenakan kain dan juga kebaya dalam berbagai aktivitas, salah satu tradisi yang saya tekuni akhir-akhir ini adalah mempelajari tari tradisional," kata dia.

Kecintaannya akan tari tradisional diakui telah dimulai sejak 2 tahun lalu ketika dirinya mulai mempelajari tarian khas Solo dan Yogyakarta.

"Di sini saya berkesempatan membawakan Tarian Jaipong bernama Adumanis yang kental dengan kebudayaan Sunda. Semoga penampilan kami dapat menginspirasi masyarakat, terutama generasi muda untuk mempelajari ragam kebudayaan yang ada di Indonesia,” ucap Ariel Tatum.

Baik Ariel Tatum dan Happy Salma berharap generasi muda bisa merasa dekat dan tertarik dengan seni tradisi.

“Bahwa tradisi itu tidak kaku dan menari tradisional itu menyenangkan karena lahir dari kehidupan kita. Acara ini ingin membuat suasana suka cita penuh bahagia, serta sebagai bukti bahwa kita menghargai pemikiran dan perilaku pendahulu kita,” kata Happy Salma yang juga diiyakan oleh Ariel Tatum.(*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Trending Hari Ini

  1. Info Lowongan Kerja