Festival Silat Syawal, Ribuan Pesilat dan Pendekar Adu Ketangkasan di Ponpes Dzikir Al Fath Sukabumi | indonesiatren.com

Setiap paguron menampilkan ciri khasnya masing-masing, baik dari sisi aliran atau jurus, gerakan, serta seni budaya.

Festival Silat Syawal, Ribuan Pesilat dan Pendekar Adu Ketangkasan di Ponpes Dzikir Al Fath Sukabumi

Festival Silat Syawal, Ribuan Pesilat dan Pendekar Adu Ketangkasan di Ponpes Dzikir Al Fath Sukabumi

INDONESIATREN.COM - Ribuan pesilat dan pendekar pencak silat dari 60 perguruan atau paguron se-Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, pada Sabtu, 27 April 2024, tampil unjuk ketangkasan di Festival Silat Syawal di Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir Al Fath, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.

Setiap paguron menampilkan ciri khasnya masing-masing, baik dari sisi aliran atau jurus, gerakan, serta seni budaya. Paguron Silat (PS) Sang Maung Bodas selaku tuan rumah, menampilkan atraksi Boles dan Adu Lisung. Selain itu, ada pula paguron silat yang menampilkan atraksi debus dan ketahanan tubuh.

Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, sekaligus guru besar PS Sang Maung Bodas, KH Fajar Laksana, mengatakan, festival ini sengaja diselenggarakan setiap tahunnya untuk silaturahmi dan syukuran para pesilat, setelah Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Kembali Bongkar Investasi Bodong Berkedok Koperasi, Polres Sukabumi Kota Tangkap Ketua Koperasi

“Kita beri nama ini Silat Syawal, yaitu silaturahmi pesilat di Bulan Syawal, setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, karena di sini ada paguron silat, dan salah satu pelajaran yang dipelajari di sini adalah pencak silat. Kita mengumpulkan jawara silat, pendekar silat, dari mulai Jawa Barat, Banten, dan DKI, untuk menampilkan mereka punya aliran masing-masing, supaya kita juga bisa belajar, sambil kita bersilaturahmi,” ujar Fajar.

undefined

Ditambahkan Fajar, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan seni budaya pencak silat, yang telah ditetapkan PBB melalui UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai warisan budaya tak benda dunia asal Indonesia.

“Ketika mempertahankan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda, maka pencak silat itu harus tumbuh dan berkembang, harus selalu ada, bukan hanya event pertandingan silat, tapi juga event seni dan budayanya. Dan itu harus dimunculkan oleh seluruh kota kabupaten, oleh seluruh pegiat pencak silat. Sehingga, setiap bulan, harus selalu ada event-event pencak silat, yang nanti dunia melihat, bahwa memang UNESCO menetapkan warisan budaya tak benda pencak silat itu memang hidup dan berkembang di pusatnya, yaitu di Indonesia,” tutur Fajar.

Baca juga: Wisuda 212 Mahasiswa STMIK Al Fath Sukabumi, Lulusan Siap Kerja di Luar Negeri

Eksistensi pencak silat pun, menurut Fajar, harus terus dijaga dan dikembangkan. Terlebih, pencak silat dapat masuk ke berbagai bidang, mulai dari olahraga dan prestasi, seni budaya, hingga pariwisata.

“Jadi, silat ini bisa masuk juga di event KONI dan event pencak silat pertandingan, dari mulai PON, Sea Games. Dan juga kemudian, silat ini bisa masuk ke dinas pemuda olahraga, dengan olahraga tradisional. Dan silat ini juga bisa masuk ke dalam event pariwisata seni dan budaya. Sehingga pencak silat ini luar biasa, bisa masuk ke berbagai macam elemen,” ungkap Fajar. (*)