INDONESIATREN.COM - Calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo menyatakan sejauh ini hubungannya dengan Presiden Jokowi baik-baik saja.
Menjawab pertanyaan dari pengurus PWI, Ganjar bahkan menyinggung soal baju yang dikenakan sama dengan Jokowi. Namun dia pun blak-blakan di depan pengurus PWI pusat, ihwal pengalaman setelah ditetapkan menjadi calon presiden.
Satu diantaranya soal pengalaman kurang baik terutama ketika bertemu masyarakat.
Berbicara dalam acara dialog capres yang diselenggarakan PWI pusat, Ganjar merasa wajah dirinya berubah seperti hantu.
Baca juga: Hari Ini, Firli Bahuri dan Bos Hotel Alexis Alex Tirta Kembali Diperiksa oleh Polisi
"Banyak orang yang dia temui dan mau difoto dengan dirinya, tetapi karena memakai seragam ASN, tiba tiba membatalkan atau mengganti baju dulu dengan baju biasa," kata Ganjar.
Pengalaman ini tentu menjadi catatan menyedihkan.
Hal lain yang Ganjar sampaikan adalah soal beratnya memberantas KKN. "Ini yang paling berat," kata dia.
Tetapi bagaimana pun berat dia mengatakan kalau nanti jadi memimpin Indonesia, harus dicari solusinya. Harus dituntaskan.
Baca juga: Depan Ganjar, Jusuf Kalla Blak-blakan Tak Mau Gabung TPN, Ternyata Ini Alasannya
Dalam kaitan ini, menurut Ganjar, aktor yang menimbulkan terjadinya KKN yang harus dibereskan. "Sebenarnya regulasi, payung hukum dan perangkat lainya sudah bagus. Jadi yang harus dibenahi adalah orangnya, terutama aktornya," ucap Ganjar.
Luruskan yang Bengkok
Di hari ketiga kampanyenya ini, Ganjar mengatakan, sangat senang mendapat kesempatan untuk bisa hadir bertemu dan berdialog langsung dengan PWI yang diisi oleh banyak wartawan senior dan junior. Mantan Gubernur Jawa Tengah ini menyampaikan, peran pers sangat penting dalam menyampaikan informasi ke publik secara tepat dan benar.
“Saat ini saya membagi media menjadi dua kelompok. Media sosial dan media mainstream. Media sosial menginformasikan tanpa etika jurnalistik dan terpotong-potong sehingga informasi yang sampai menjadi bengkok. Media mainstream inilah yang harus meluruskan informasi yang bengkok itu kepada masyarakat dengan baik dan benar,” kata Ganjar Pranowo.
Baca juga: Tangkis Penyakit saat Musim Hujan, Ini 7 Minuman Efektif Perkuat Imun Tubuh
“Karena itu saya senang diundang kesini (PWI). Agar kedepannya informasi dapat disampaikan dengan utuh dan benar. Contoh saja, saya habis dari Papua, ternyata di sana ada gap informasi yang tidak tersampaikan. Anak muda di sana belum tahu siapa capres dan capares yang akan ikut pemilu 2024 dan bahkan belum tahu ada berapa kandidat. Saya sendiri mereka belum kenal. Inilah tugas media untuk bisa menyampaikan informasi secara menyeluruh sampai ke pelosok,” sambung capres pasangan dari cawapres Mahfud MD ini.
Ganjar juga sepakat dengan pernyataan bahwa Pers saat ini sedang tidak baik-baik saja. Terutama dari sektor bisnis yang mengalami banyak perubahan dari media konvensional menuju media digital.
“Iya, memang saat ini Pers sedang tidak baik-baik saja. Satu dari sektor bisnisnya yang mengalami perubahan dari konvensional ke era digital. Inilah yang memang harus terus diperhatikan dan pemerintah perlu membantu pers agar bisa baik,” ungkapnya.
Ganjar Pranowo berharap PWI kedepan dapat terus melakukan pembenahan lebih baik lagi sesuai dengan bidangnya. Terutama meminimalisir perangkat desa atau orang yang berada dalam organisasi masyarakat (Ormas) menjadi wartawan.
“Saya mengalami ada perangkat desa atau ormas jadi wartawan. Lha ini motifnya apa? Saya mengadu ke siapa? Inilah nantinya yang kiranya akan bisa diperbaiki oleh PWI,” tandas Ganjar Pranowo.(*)