INDONESIATREN.COM - Badan Nasional Penanggulangan Daerah (BNPD) Kabupaten Agam belum bisa memastikan kabar seorang pendaki meninggal dalam insiden erupsi di Gunung Marapi, Sumtra Barat (Sumbar).
Gunung Marapi kembali meletus pada Minggu, 3 Desember 2023 sekitar puku 14.54 WIB. Erupsi ini menghembuskan abu setinggi 3.000 meter di atas puncak.
Puluhan pendaki Gunung Marapi pun tidak bisa turun. Meski beberapa di antaranya sudah terselamatkan, puluhan pendaki masih terjebak.
Di tengah-tengah proses evakuasi oleh BNPB, kabar seorang pendaki Gunung Marapi meninggal dunia, mencuat di media sosial.
Baca juga: Pascaerupsi Gunung Marapi, Sejumlah Kecamatan Dilanda Hujan Abu Vulkanik Disertai Batu
Namun Ketua Pelaksana BNPD Kabupaten Agam, Bambang Warsito mengatakan, kabar tersebut masih bersifat simpang siur.
"Masih simpang siur. Belum dapat dipastikan," kata Bambang Warsito dikutip Indonesia Tren dari situs BNBP pada Senin, 4 Desember 2023.
Ia turut meminta masyarakat jangan menyimpulkan secara cepat soal kabar seorang pendaki meninggal dunia dalam erupsi Gunung Marapi.
Saat ini, evakuasi para pendaki yang terjebak di Gunung Marapi, masih berlangsung. BNPB mengabarkan, sebanyak 19 pendaki berhasil turun.
Adapun 28 pendaki masih dalam proses pencarian. BNPB meminta, pendaki, masyarakat, dan wisatawan, tetap mengenakan masker untuk mencegah dampak erupsi susulan.
Kemudian, kata BNPB, masyarakat, pendaki, dan wisatawan dilarang menjalankan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah utama.
Erupsi Gunung Marapi ini juga mengakibatkan 14 dari 16 kecamatan terdampak hujan abu dan batu. Daerah itu antara lain Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek, dan Malalak.
Kemudian, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, Ampek Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan, Kamang Magek, dan Kecamatan Banuhampu.(*)