Panbers

PT KAI Daop 2 Bandung Masih Tunggu Hasil Investigasi KNKT soal Penyebab Tabrakan Kereta Api di Cicalengka

Nusantara
Rabu, 10 Jan 2024 14:37
    Bagikan  
PT KAI Daop 2 Bandung Masih Tunggu Hasil Investigasi KNKT soal Penyebab Tabrakan Kereta Api di Cicalengka
Instagram/@reverangel

PT KAI Daop 2 masih menunggu hasil investigasi penyebab kecelekaan kereta api.

INDONESIATREN.COM - PT KAI Daop 2 masih menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengenai penyebab tabrakan Kereta Api (KA) Turangga dan Commuterline atau KA Lokal Bandung Raya di KM 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur-Cicalengka, Kabupaten Bandung, pada Jumat, 5 Januari 2024.

Manager Humas DAOP 2 Bandung, Ayep Hanapi mengaku pihaknya terus berkoordinasi dengan KNKT. Sejumlah data-data yang dibutuhkan KNKT juga sudah diserahkan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Masih kordinasi, masih menunggu ya. Semuanya (data-data) sudah dilimpahkan, sudah diserahkan kepada KNKT. KAI menunggu hasil investigasi dari KNKT," kata Ayep pada Rabu, 10 Januari 2024.

Menurutnya, hasil investigasi penyebab kecelakaan akan diumumkan langsung KNKT. Sebab, PT KAI tidak terlibat langsung dalam proses investigasi.

Baca juga: Cegah Kasus Petugas Sorlip Surat Suara Kelelahan, KPU Kota Bandung Siagakan Fasilitas Kesehatan

"KNKT yang mengumumkan kronologis kejadian. Kami tidak ikut (menginvestigasi) kami menerima hasil keputusan dari KNKT," tuturnya.

Saat disinggung wartawan mengenai petugas KAI yang turut diperiksa KNKT, Ayep menyebut mereka adalah petugas Stasiun Haurpugur dan Cicalengka, serta petugas kendali KA.

"(Sudah diperiksa) petugas Stasiun Cicalengka, petugas Stasiun Haurpugur, dan petugas kendali kereta api," ucapnya.

Ayep menambahkan, saat ini PT KAI sudah meningkatkan Standard Operating Procedure (SOP) atau tata cara kerja baku.

Baca juga: Direktur LPPMI Kamilov Sagala Sebut TikTok Shop Masih Melanggar Aturan: Seharusnya Hukum Itu Dipatuhi

SOP ini melalui peningkatan budaya keselamatan yang meliputi patuh prosedur kerja, pengarahan atau briefing sebelum bekerja, penggunaan alat pelindung diri, peduli lingkungan kerja, dan lapor potensi darurat.

"Kami akan lebih melaksanakan budaya keselamatan tersebut," ucapnya.(*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News