INDONESIATREN.COM - Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi memperediksi 107,63 juta orang akan bepergian saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023-2024.
Libur Nataru tidak lama lagi akan bergulir. Tentunya, angka tersebut bakal naik signifikan daripada dengan Nataru 2023.
"Pada libur Nataru tahun lalu diprediksi yang melakukan pergerakan 44,17 juta orang, sementara tahun ini diprediksi 107,63 juta orang. Jadi meningkatnya sangat signifikan di atas seratus persen 143,65 persen," kata Budi dikutip Indonesia Tren dari laman resmi Kemenhub.
Menurut hasil survei Kemenhub, alasan terbanyak atau 45,29 persen masyarakat bepergian pada masa libur Nataru, karena berwisata 45,29, disusul pulang kampung denngan persentase 30,15 persen, dan merayakan Natal di kampung halaman sebesar 18,98 persen.
Baca juga: Dua Truk Kecalakaan di Tol Jakarta-Tangerang, Polisi: Tidak Ada Korban
Sementara itu, pilihan moda transportasi didominasi oleh penggunaan kendaraan pribadi, yakni mobil 35,57 persen atau 39,97 orang, lalu motor 17,92 persen 20,14 juta orang.
Adapun kereta mendominasi penggunaan transportasi umum, sebesar 13,16 persen 14,79 juta orang, pesawat 11,91 persen atau 13,38 juta orang, bus 10,94 persen atau 12,29 juta orang, kapal penyeberangan 6,04 persen atau 6,78 juta orang, dan kapal laut 3,44 persen atau 3,86 juta orang.
Kemudian, transportasi yang akan dipadati oleh penumpang baik dari daerah asal maupun tujuan seperti Stasiun Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Bandung, Stasiun Tugu.
Budi melanjutkan, oleh banyaknya orang berwisata menggunakan transportasi pribadi, maka langkah antisipasinya harus mengatur lalu lintas di titik krusial.
Baca juga: Pantau Seleksi CASN PPPK Nakes, Bey Triadi Machmudin Tak Ingin Ada Praktik Perjokian!
"Kami akan berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah, Kepolisian, pengelola jalan tol, BMKG, Badan SAR Nasional, dan unsur terkait lainnya,” ucapnya.
Kepala BKT, Robby Kurniawan menjelaskan, hasil survei ini dapat memberikan gambaran atau potret tren mobilisasi masyarakat di masa libur Nataru.
"Namun hasil survei ini bukan sebagai pengganti data realisasi yang mencerminkan keadaan aktual atau sebenarnya,” tambah Robby.
Ada juga beberapa saran dan masukan untuk pemerintah daerahnya, seperti halnya membuat tarif transportasi massal perkotaan dan wisata untuk mendorong orang menggunakan transportasi publik.
Baca juga: Pemkot Bandung Akui 4 TPS Masih Overload Sampah, Kadis LH Ungkap Hal Ini
Berdasarkan hasil survei, lima daerah asal pergerakan terbesar, di antaranya Jawa Timur (16,30 persen), Jabodetabek (13,76 persen), Jawa Tengah (13,21 persen ), Jawa Barat (10,39 persen), dan Sumatera Utara (6,93 persen).(*)