Petani di Warungkiara Sukabumi Manfaatkan Lahan Terlantar jadi Kebun Pisang Cavendish

Senin, 22 Apr 2024 20:55
    Bagikan  
Petani di Warungkiara Sukabumi Manfaatkan Lahan Terlantar jadi Kebun Pisang Cavendish
Indonesiatren.com/Riza Fauzi

Sejumlah petani di Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memanfaatkan kawasan lahan perkebunan yang telantar untuk menanam pisang cavendish.

INDONESIATREN.COM - Sejumlah petani di Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memanfaatkan kawasan lahan perkebunan yang telantar atau Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dengan menanam pisang jenis cavendish, hasilnya pun dapat memenuhi kebutuhan pasar di wilayah Sukabumi bahkan tembus pemesanan dari luar kota.

Banyaknya lahan perkebunan yang terlantar di Kabupaten Sukabumi, Kini, sejumlah petani di Kampung Kampung Lio, Desa Sirnajaya, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, menyulap menjadi area perkebunan pisang cavendish yang memiliki kualitas ekspor tinggi.

Di lahan seluas 320 hektare, para petani yang tergabung dalam koperasi Tora Wijasakti menanam ribuan pohon pisang cavendish sejak awal tahun 2022, yang kini baru bisa menghasilkan atau waktunya masa panen.

Baca juga: Alih Fungsi Puluhan Ribu Hektare Lahan di Subang Jadi Pemicu Bencana Longsor

Umar Wirahadikusumah (34) salah seorang petani menuturkan, sejak ditanam hingga saat ini dirinya beserta petani lainnya dibimbing terus-menerus oleh salah satu perusahaan untuk bisa menghasilkan kualitas buah pisang cavendish yang bagus.

“Setiap hari kita ada bimbingan, di awal kita memang sempat mengalami kegagalan di panen hampir ga masuk ke pasaran, setelah kita dibantu pihak GGP (Perusahaan) alhamdulillah kita mendapatkan kualitas lebih bagus," ujarnya, Senin, 22 April 2024. 

Umar menambahkan, program perkebunan pisang cavendish ini sangat bermanfaat bagi petani lokal atau masyarakat sekitar karena dapat menambah penghasilan.

“Kalau masalah pengurusan nggak susah, tahap awal dari pertama kali penanaman sampai panen itu kita membutuhkan waktu 1 tahun, tapi dari tanam sampai berbuah itu sekitar 7 bulan, tapi di tahun ke 2 itu bisa 2 kali panen," ungkapnya.

Baca juga: Ini Janji Kementerian ATR-BPN Geliatkan Transportasi Massal Perkeretaapian

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Penataan Agraria Kementrian ATR/BPN Dalu Agung Darmawan yang didampingi Bupati Sukabumi Marwan Hamami ikut melakukan panen pisang cavendish.

Menurutnya, di wilayah ini terdapat penataan aset redistribusi tanah seluas 2,4 hektare. Namun, saat ini telah meluas ke tanah milik masyarakat yang belum terdaftar dengan luasan tanah hampir 9,4 hektare.

“Yang di belakang ini adalah hasil produksi (tanaman pisang) dari masyarakat yang tanahnya belum terdaftar. Ini tadi saya sampaikan asetnya itu akan mengikuti akses. Sehingga, masyarakat itu betul-betul memiliki kesadaran, bahwa tanahnya itu bisa dilakukan treatment untuk menciptakan sebuah produksi dan menghasilkan tingkat kesejahteraan,” kata Dalu.

Baca juga: Mengaku Pegawai BPN, Pelaku Penipuan Pembuatan Sertifikat Tanah Diciduk di Sukabumi

Maka dari itu, Dalu menjelaskan pentingnya mewujudkan cita-cita Reforma Agraria dalam upaya mengurangi ketimpangan pemilikan tanah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Ini penting bagi masyarakat, sehingga nanti ketika dia sudah memproduksi seperti itu, pendapatan naik dan berikutnya aset bisa mengikuti,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengakui bahwa upaya menggaungkan kebijakan reforma agraria memerlukan kolaborasi seluruh stakeholder, untuk mengedukasi masyarakat, kemudian menyinkronkan kolaborasi untuk menyelesaikan persoalan yang ada.

“Misalnya penggarap di satu tempat itu tiba-tiba disertifikatkan padahal sertifikatnya bukan atas nama mereka. Program reformasi agraria itu penyebarannya kepada kelompok. Sehingga sertifikat tidak dijual tapi dipegang oleh kelompok,” kata Marwan.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Mulai Rugi 2020, Sepatu Legendaris BATA Kini Tinggal Cerita
Buang Bayi Baru Dilahirkan, Mantan TKW Ilegal asal Sukabumi Diamankan Polisi
Duel Pelajar di Sukabumi, 1 Pelajar Berusia 13 Tahun Tewas
5 Parpol Deklarasikan Koalisi di Pilkada Sukabumi, Siapa Calonnya?
Pasutri di Kebonpedes Sukabumi Tewas Terserempet KA Siliwangi
Angkot Terbakar di Nagrak Sukabumi, Sopir: Tiba-tiba Ngabeledug!
Jangan Bangga, Indonesia Punya Pemain Judi Online Terbanyak di Dunia
Indonesia Kalah 1-2 dari Irak, Jokowi: Tetap Semangat Garuda Muda
KPU Kota Sukabumi Tetapkan 35 Anggota DPRD Terpilih
Kasus Kematian Bocah Lelaki 6 tahun di Kadudampit Sukabumi, ABH 14 Tahun Diamankan Polisi
Jelang Laga Lawan Irak, KBRI Qatar Imbau Suporter Indonesia Jangan Ganggu Rizky Ridho dkk
Indosat Ooredoo Hutchison Catat Pertumbuhan Cemerlang di Kuartal I 2024
38 Tahun Iyos Somantri Mengabdi di Sukabumi, Tim Relawan Beberkan Alasan Dukungan Penuh
Sambut Transformasi Indonesia Menjadi Bangsa Digital, Indosat Ooredoo Hutchison Gaet NVIDIA
Dokter Forensik Ungkap Sejumlah Kejanggalan pada Kematian Bocah 7 Tahun di Kadudampit Sukabumi
Menang Mahal tapi Kalah Ranking, Bagaimana Peluang Indonesia Taklukkan Irak di Perebutan Tempat Ketiga?
Presiden Jokowi Tetapkan Subsidi Pupuk 9,55 Juta Ton di 2024
Mau Hidup Aman dan Senantiasa Nyaman? Berikut 10 Tips Hidup yang Harus Dipahami
Mimpi ke Olimpiade Paris 2024 Belum Pupus, Ini 2 Laga yang Bisa Loloskan Timnas Indonesia
Nobar Indonesia vs Uzbekistan di Polres Sukabumi Kota, Ini Prediksi Kapolres