INDONESIATREN.COM - Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dipastikan masih berjalan seperti biasa, meski angka kasus Covid-19 di Malaysia melonjak pada November 2023.
Pada periode 12-18 November 2023, tercatat ada 2.305 kasus Covid-19 di Malaysia. Kemudian, pada periode 19 sampai 25 November 2023 mengalami lonjakan menjadi 3.626 kasus.
Direktur Utama BIJB Kertajati, M. Singgih mengatakan, pihaknya belum melakukan pengetatan perjalanan dari BIJB Kertajati ke Malaysia maupun sebaliknya. Saat ini, pengelola landadsan pacu sedang menunggu kebijakan dari pemerintah terkait aktivitas penerbangan.
"Belum ada (pengetatan) masih rutin. Kami mengikuti kebijakan pemerintah nanti," kata Singgih saat dikonfirmasi media pada Rabu, 6 Desember 2023.
Baca juga: Angka Kasus Covid-19 di Indonesia Melonjak, Pemkot Bandung Belum Berencana Ambil Sikap
Singgih mengungkapkan, penumpang pesawat yang akan berangkat dari BIJB Kertajati juga belum diwajibkan untuk menyertakan hasil Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Belum ada, kami yang penting ngikutin pemerintah aja, kalau memang harus (menyertakan hasil PCR) melakukan ya akan lakukan," ungkapnya.
Menurutnya, setelah BIJB Kertajati beroperasi penuh pada 29 Oktober 2023, rute perjalanan ke Malaysia terbilang tinggi karena keterisiannya sampai 70 sampai 75 persen.
"Load factor-nya lumayan tinggi, 70 sampai 75 persen," tuturnya.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura dan Malaysia Drastis, Dinkes Jabar Ngaku Satgas Masih Bekerja
Sebagai informasi, BIJB Kertajati baru melayani satu rute penerbangan internasional, yakni menuju Malaysia. Sementara ada tujuh rute penerbangan domestik, yakni ke Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Makassar, Medan, dan Palembang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar), Vini Adiana Dewi mengaku satuan tugas (Satgas) Covid-19 di Jabar belum berhenti bekerja.
Dinkes Jabar juga masih melakukan pendataan kasus Covid-19 baru di seluruh rumah sakit. Pada 2022, angka kasus Covid-19 di Jabar mencapai 14,4 persen, sedangkan 2023 hanya berkisar 0,59 persen.
Meski begitu, Vini tidak merincikan berapa angka pastinya. Dia hanya menyebutkan hasil perhitungan itu berdasarkan keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR).
"Kami pantau terus terus setiap hari keberadaan pasien-pasien Covid-19 ini," kata Vini saat dikonfirmasi media pada Selasa, 5 Desember 2023.
Menurutnya, pencegahan sebaran kasus Covid-19 ini dalam dengan Monkeypox maupun Mycoplasma Pneumonia yaitu penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Pencegahannya masih sama, tetap PHBS. Seperti Monkeypox, Mycoplasma Pneumonia, itu sebetulnya hubungannya masih sama dengan Covid-19," tuturnya.(*)