INDONESIATREN.COM -- Sebagai badan bentukan pemerintah yang mengurusi perpanganan nasional, Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus bekerja keras demi terciptanya stabilitas, abik stok maupun harga pangan.
Satu bentuknya, agar stabilitas dan ketahanan pangan tercipta, Bapanas tetap agresif melakukan intervensi pasar.
Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas, mengatakan, satu bentuk intervensi itu yakni optimalisasi penyaluran dan pendistribusian bantuan pangan beras.
"Selain itu, mempergencar program Gerakan Pangan Murah (GPM)," ungkap Arief Prasetyo Adi.
Baca juga: Hitung Inflasi, Tahun Depan, BPS Punya Pola Baru, Ini Bemtuknya
Dia berpendapat Bantuan Pangan Beras bisa menekan harga jual pangan, khususnya komoditi beras. Indikatornya, terang dia, lambatnya perkembangan inflasi per bulan.
Arief Prasetyo Adi melanjutkan, berdasarakan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada September 2023, harga beras lebih mahal 5,61 persen daripada perioda Agustus 2023.
Namun sambungnya, tatkala bergulir Bantuan Pangan Beras, harga beras periode Oktober 2023 menjadi lebih rendah 1,72 persen. Harga ya kembali lebih murah 0,43 persen.
" Terbukti bahwa Bantuan Pangan Beras berimbas positif menjadi unsur penting dalam mengendalikan inflasi," kata dia.
Baca juga: Perkokoh Ketahanan Pangan, Bapanas Ingin Stok CBP Sebanyak Ini
Agenda GPM dan programStabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pun, imbuhnya, berandil luar biasa dalam perkembangan inflasi. (*)